Dia juga menekankan orang yang berolahraga selama bulan Ramadhan harus memastikan tubuhnya tetap terhidrasi dengan sering minum dan tidak memaksakan diri.
Terkait durasi olahraga, Sri menyarankan agar cukup dilakukan selama 20-30 menit. Sementara, atlet mungkin dapat olahraga maksimal 60 menit.
"Tetap perhatikan respon tubuh," imbuhnya.
Tipe olahraga yang cocok saat puasa
Lebih lanjut, Sri menyarankan agar berolahraga dengan intensitas rendah hingga sedang.
"Olahraga berintensitas tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan, terutama saat berpuasa," tegasnya.
Beberapa contoh olahraga berintensitas rendah hingga sedang antara lain seperti jalan kaki, yoga, dan bersepeda dengan kecepatan santai.
Saat Ramadhan, seseorang tak jarang memiliki waktu tidur yang kurang karena beribadah. Karena kondisi ini, olahraga pun tak boleh dilakukan secara intens.
"Ketika tidur, tubuh kita memiliki waktu untuk memulihkan diri, termasuk memperbaiki otot dan mengisi kembali energi. Ketika kita kurang tidur, proses ini terganggu," terangnya.
Kurang tidur, katanya, juga menyebabkan penurunan konsentrasi dan koordinasi tubuh. Ini berpotensi menimbulkan risiko cedera dan mempengaruhi performa.
Meski begitu, dia menyatakan orang yang kurang tidur tetap dapat melakukan beberapa jenis olahraga sebagai berikut:
Meski boleh berolahraga saat puasa Ramadhan, Sri menekankan pentingnya memperhatikan kondisi tubuh dan mengenali batasannya.
"Jika seseorang merasa terlalu lelah atau lelah saat melakukan olahraga, disarankan untuk beristirahat dan memberi tubuh waktu untuk pulih," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waktu dan Jenis Olahraga yang Tepat Saat Bulan Puasa Ramadhan", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/12/070000165/waktu-dan-jenis-olahraga-yang-tepat-saat-bulan-puasa-ramadhan?page=all#page2.