SonoraBangka.ID - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan menggunakan dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk membayar biaya konstruksi royek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh
Adapun dana pinjaman ini telah diterima KAI sejak 7 Februari 2024 sebesar Rp 6,9 triliun untuk menutup pembengkakan biaya atau cost overrun Whoosh.
EVP Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, dana pinjama tersebut akan digunakan salah satunya untuk membayar biaya konstruksi kepada sejumlah kontraktor.
"Kalau penggunaannya tentu saja untuk bayarin kontraktor untuk konstruksi. Seperti contohnya dari Wijaya Karya, mereka juga kan ada beberapa yang memang terakhir sempat untuk bayar dan sebagainya. Minimal itu yang diselesaikan. Kan kontraktornya banyak, ada yang dari China, Indonesia, dari mana-mana kita selesaikan," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Namun dia tidak merincikan proyek konstruksi yang mana yang akan dilunasi menggunakan dana pinjaman dari CDB. Yang jelas, KAI sudah memiliki daftar kontrak yang akan didahulukan pelunasannya menggunakan dana pinjaman itu.
"Karena memang terminnya kan sudah sesuai ya, diatur pencairannya kapan, langsung dibayarkan ke mana, ke siapa saja, sudah ada listnya itu. Kontraktornya itu sudah ada urutannya, kita prioritaskan itu," ucapnya.
Sebagai informasi, total cost overrun KCJB yang telah disepakati oleh pemerintah Indonesia dan China sebesar 1,2 miliar dollar AS setara Rp 18,6 triliun.
Cost overrun itu ditanggung oleh kedua belah pihak, di mana 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium China.
Adapun utang dari CBD ini digunakan untuk menutupi porsi cost overrun KCJB yang ditanggung oleh konsorsium Indonesia sebesar 75 persen dan 25 persen sisanya akan dipenuhi dari penyertaan modal negara (PMN).
Sebelumnya, Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut loan dari CDB untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh telah cair sebesar Rp 6,9 triliun. Bunga utang yang dikenakan pun berkisar 3,1-3,2 persen.
Pinjaman dalam bentuk dollar AS dikenakan bunga sebesar 3,2 persen. Sementara, untuk pinjaman dalam bentuk renminbi bunganya mencapai 3,1 persen.
"Bunganya untuk dollar-nya 3,2 persen. Kalau untuk yang RMB-nya range-nya itu 3,1 persen per tahun," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Kamis (22/2/2024).
Arya pun meyakini PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai pemimpin konsorsium BUMN, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dalam proyek KCJB bisa mengembalikan pinjaman tersebut. Hal ini mengingat Kereta Cepat Whoosh semakin ramai.
"Sekarang tuh yang naik Whoosh banyak," imbuh dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dana Pinjaman dari China Rp 6,9 Triliun Sudah Cair, KAI: Untuk Bayar Kontraktor Kereta Cepat Whoosh", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/04/23/083800826/dana-pinjaman-dari-china-rp-69-triliun-sudah-cair-kai-untuk-bayar-kontraktor.