Ilustrasi
Ilustrasi ( istockphoto)

Ini Hambatan Pencegahan Stunting pada Keluarga Muda dan Cara Mengatasinya

28 September 2024 13:18 WIB
 
SonoraBangka.id - Diketahui stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis.

Dalam jangka panjang, stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan anak tetapi juga perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas di masa depan.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah stunting, banyak keluarga muda yang masih menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan pencegahan.

Berikut ini beberapa hambatan pencegahan stunting pada keluarga muda dan langkah-langkah untuk mengatasinya, mengutip dari berbagai sumber.

Hambatan Pencegahan Stunting pada Keluarga Muda

1. Kurangnya Pengetahuan tentang Nutrisi yang Tepat

Salah satu hambatan terbesar dalam pencegahan stunting adalah kurangnya pengetahuan keluarga muda tentang pentingnya nutrisi yang seimbang untuk ibu hamil, menyusui, dan anak-anak.

Banyak keluarga muda yang mungkin tidak memahami pentingnya asupan gizi seperti protein, vitamin, dan mineral bagi pertumbuhan anak.

Solusi: Pendidikan gizi bagi calon orang tua melalui program pemerintah, klinik kesehatan, atau penyuluhan di komunitas sangat penting.

Keluarga muda harus diedukasi tentang pentingnya ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, serta kebutuhan nutrisi ibu hamil dan menyusui.

2. Masalah Ekonomi

Keterbatasan ekonomi sering kali menjadi hambatan utama dalam menyediakan makanan bergizi bagi ibu hamil dan anak.

Keluarga muda yang memiliki keterbatasan finansial mungkin sulit untuk membeli makanan berkualitas tinggi, seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan, yang penting untuk mencegah stunting.

Solusi: Program bantuan pangan, seperti pemberian makanan tambahan (PMT), subsidi pangan, dan pemberdayaan ekonomi keluarga muda, dapat menjadi solusi untuk membantu mereka mengakses makanan bergizi.

Keluarga muda juga bisa didorong untuk menanam sayuran sendiri sebagai sumber pangan murah dan sehat.

3. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan

Keluarga muda, terutama yang tinggal di daerah terpencil, sering menghadapi masalah akses ke layanan kesehatan.

Kontrol kehamilan yang tidak teratur dan minimnya pelayanan kesehatan pada masa kehamilan serta setelah kelahiran dapat menghambat pencegahan stunting.

Kurangnya kunjungan ke posyandu atau klinik kesehatan juga membuat anak tidak mendapatkan pemantauan tumbuh kembang yang memadai.

Solusi: Pemerintah perlu memperluas akses layanan kesehatan bagi keluarga muda di daerah terpencil dengan menyediakan lebih banyak pusat kesehatan, tenaga medis, dan program-program kesehatan ibu dan anak.

Layanan kesehatan mobile atau kampanye kesehatan berbasis komunitas bisa menjadi alternatif bagi mereka yang kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan.

4. Pandangan dan Mitos tentang Pemberian Makanan

Di banyak komunitas, masih ada pandangan yang salah atau mitos tentang pemberian makanan kepada bayi dan anak kecil.

Beberapa keluarga muda mungkin berpegang pada kebiasaan atau tradisi lama yang kurang sehat, seperti memberikan makanan padat terlalu cepat atau tidak memberikan ASI eksklusif.

Solusi: Program penyuluhan oleh tenaga kesehatan atau konsultan laktasi diperlukan untuk meluruskan mitos-mitos ini.

Keluarga muda perlu diberi informasi yang tepat mengenai manfaat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, diikuti dengan pemberian MPASI yang seimbang dan berkualitas.

5. Kurangnya Dukungan dari Keluarga dan Lingkungan

Keluarga muda sering kali menghadapi tekanan dari keluarga besar atau lingkungan yang masih memegang adat atau cara pengasuhan lama yang tidak mendukung pencegahan stunting.

Kurangnya dukungan dari suami atau keluarga besar dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan anak juga menjadi hambatan.

Solusi: Penyuluhan kesehatan tidak hanya ditujukan kepada ibu tetapi juga anggota keluarga lainnya, terutama suami dan orang tua.

Dengan memberikan pemahaman kepada seluruh keluarga, diharapkan akan tercipta lingkungan yang mendukung bagi ibu hamil dan anak untuk mendapatkan nutrisi yang cukup.

6. Kurangnya Kesadaran tentang Pentingnya Kesehatan Reproduksi

Beberapa pasangan muda mungkin kurang memahami pentingnya kesehatan reproduksi sebelum dan selama kehamilan.

Gizi ibu sebelum kehamilan memiliki peran penting dalam mencegah stunting.

Jika calon ibu kekurangan gizi atau mengalami anemia, risiko melahirkan anak stunting akan meningkat.

Solusi: Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi yang baik untuk pasangan muda sebelum merencanakan kehamilan harus ditingkatkan.

Penyuluhan di sekolah, universitas, atau tempat kerja bisa menjadi langkah yang efektif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi.

7. Minimnya Informasi tentang Pola Asuh yang Baik

Pola asuh yang tepat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Banyak keluarga muda yang mungkin belum memahami pentingnya pola asuh yang baik, termasuk stimulasi mental dan emosional, selain asupan gizi yang cukup.

Pola asuh yang kurang tepat, seperti tidak memberikan perhatian yang cukup pada anak atau kurangnya stimulasi tumbuh kembang, dapat berkontribusi terhadap stunting.

Solusi: Program parenting yang fokus pada pola asuh dan perkembangan anak perlu diperkenalkan kepada keluarga muda.

Melalui program ini, mereka dapat belajar cara memberikan stimulasi yang tepat untuk tumbuh kembang anak, serta pentingnya peran keluarga dalam pencegahan stunting.

8. Keterbatasan Pengetahuan tentang Stunting Itu Sendiri

Banyak keluarga muda yang mungkin tidak memahami secara mendalam apa itu stunting dan dampaknya terhadap kehidupan anak di masa depan.

Tanpa pemahaman yang jelas, pencegahan stunting tidak akan menjadi prioritas bagi keluarga muda.

Solusi: Kampanye edukasi yang masif melalui berbagai media seperti televisi, media sosial, dan program penyuluhan di tingkat komunitas perlu ditingkatkan.

Pemerintah dan organisasi kesehatan dapat bekerjasama untuk meningkatkan kesadaran tentang stunting, gejalanya, serta cara mencegahnya sejak dini.

Kesimpulan

Pencegahan stunting pada keluarga muda menghadapi banyak hambatan, mulai dari kurangnya pengetahuan tentang nutrisi, keterbatasan ekonomi, hingga kesulitan mengakses layanan kesehatan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang menyeluruh dan berkelanjutan dalam bentuk edukasi, dukungan pemerintah, dan penyediaan akses layanan kesehatan yang lebih baik.

Nah, dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga muda sendiri, diharapkan angka stunting dapat ditekan, dan anak-anak Indonesia bisa tumbuh dengan optimal.

Artikel ini telah terbit di https://nakita.grid.id/read/024156917/berbagai-hambatan-pencegahan-stunting-pada-keluarga-muda-dan-cara-mengatasinya?page=all

 
 
 
 
 

Sumbernakita.grid.id
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm