Myeong-dong, salah satu kawasan utama wisata belanja di Seoul, Korea Selatan.
Myeong-dong, salah satu kawasan utama wisata belanja di Seoul, Korea Selatan. ( (SHUTTERSTOCK/KIKUJUNGBOY))

Hati-hati, Tidak Semuanya Semanis Drama, Banyak Juga Penipuan yang Sering Dialami Turis di Korea Selatan

11 November 2024 14:55 WIB

SonoraBangka.id - Waspada, kejahatan selalu mengintai tanpa pandang bulu, terutama di kota-kota yang banyak didatangi turis.

Tidak terkecuali di SeoulKorea Selatan, yang jadi favorit banyak turis dari seluruh dunia.

Jumlah penipuan di Korea Selatan tidak sebanyak di Eropa dan kawasan lain.

Meskipun begitu tetap saja penipuan itu terjadi dengan beragam modus dan cara. 

1. Penipuan tempat menginap
Di masa ini sebagian besar orang mencari penginapan secara online. Ini celah masuknya penipuan.

Modusnya penawaran tempat tinggal dengan fasilitas lengkap, lokasi strategis, dengan harga murah.

Setelah tiba di tempat tujuan, tempat tersebut berbeda dengan foto. Lokasinya pun jauh di pinggir kota.

Modus lain, penipuan jenis hotel. Di platform mengakunya hotel berbintang, ternyata guest house.

Lakukan booking penginapan pada platform resmi. Jangan tergiur harga murah.

Gunakan Google Map untuk mengecek alamat penginapan dan baca review pelancong lainnya.

2. Penipuan upacara tradisional
Hati-hati bila ada yang menawarkan mengikuti upacara tradisional yang unik, biasanya wanita tua atau gadis.

Mereka pura-pura bertanya bilamana ada anggota keluarga yang sudah meninggal.

Kalau ya, mereka menawarkan upacara agar arwah keluarga bisa tenang di alam sana.

Setibanya di tempat upacara mereka memaksa turis menyumbang dalam jumlah tertentu.

Modus lain, ada gadis berpakaian tradisional mengajak turis datang ke satu upacara tradisional.

Iming-imingnya bisa dapat makan dan pakai baju tradisional gratis.

Begitu tiba di tempat, mereka akan memaksa donasi dengan jumlah yang tinggi.

3. Biksu gadungan
Di tempat wisata sering terlihat seseorang menggunakan baju biksu atau pendeta Buddha berkeliling.

Mereka akan memberi jimat gratis. Bila diterima, mereka akan memaksa sejumlah uang untuk donasi.

Bahkan mereka akan menunjukan foto-foto kuil dan sejumlah nama yang sudah menyumbang.

Ini akan membuat turis merasa tidak enak hati dan terpaksa menyumbang.

4. Wisata belanja tipuan
Hati-hati saat memilih paket wisata. Sering kali rombongan turis digiring masuk ke satu toko.

Setelahnya dipaksa membeli barang-barang yang dijual di toko.

Harga barangnya pun sengaja dipatok sangat tinggi. Bila tidak mau membeli, tidak boleh keluar dari toko.

Model penipuan seperti ini paling banyak dikeluhkan turis yang berlibur di Seoul.

5. Penipuan harga
Penipuan harga sering kali terjadi baik di toko, restoran, dan penjual kaki lima.

Biasanya mereka memasang tarif lebih mahal untuk turis. Ada beberapa modus yang dilakukan.

Pertama, penjual tidak mencantumkan harga atau menyediakan buku menu disertai harga.

Setelah bayar baru digetok harga tinggi. 

Kedua, harga tercantum tapi turis dikenai biaya tambahan seperti service fee tinggi.

Modus ketiga, harga dan menu tercantum tapi mereka bilang harga itu belum di-update.

Nah, biasanya pembeli dipaksa membayar dengan harga baru yang lebih mahal.

Oleh karena itu, hati-hati ya!

Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/ragam/115296260/waspada-tidak-semuanya-semanis-drama-banyak-juga-penipuan-yang-sering-dialami-turis-di-korea-selatan?page=3

Sumberwww.kabarbumn.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm