- Jangan menyela atau menghakimi. Biarkan anak menyampaikan perasaannya dengan bebas.
- Berikan kalimat penguatan, seperti “Kamu sangat berani bercerita kepada Mama/Papa,” untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Beberapa orangtua secara tidak sadar dapat membuat anak merasa bahwa dirinya yang bersalah.
Contohnya, dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah kamu tidak berusaha melawan?” atau “Kenapa kamu tidak mencoba lebih keras untuk berteman?”
Pertanyaan semacam ini dapat membuat anak merasa bersalah atas sesuatu yang bukan kesalahannya.
Sebaliknya, fokuslah pada pemberian dukungan emosional kepada anak dan bantu ia memahami bahwa bullying adalah perbuatan yang salah, tidak peduli apapun alasannya.
Meskipun mungkin sebagai orangtua Moms merasa marah dan ingin anak membela diri, penting untuk tidak mengajarkan anak untuk merespon dengan kekerasan.
Sebaliknya, ajarkan anak cara merespons secara tegas namun tetap tenang. Katakan padanya bahwa jika dia merasa terancam, lebih baik segera mencari bantuan dari guru atau staf sekolah.
Jika anak memiliki cara positif untuk menghadapi situasi, mereka akan lebih mampu menjaga kesejahteraan emosionalnya tanpa terjebak dalam siklus kekerasan.
Langkah penting selanjutnya adalah berdiskusi dengan pihak sekolah mengenai masalah bullying yang dialami anak Moms.