SonoraBangka.id - Bullying adalah masalah serius yang bisa berdampak jangka panjang bagi anak-anak, baik dari segi fisik maupun emosional.
Moms harus tahu bagaimana cara orangtua merespons jika anak jadi korban bully di sekolah.
Anak yang menjadi korban bullying di sekolah sering kali merasa cemas, kehilangan rasa percaya diri, dan bahkan trauma.
Karena itu, peran orangtua sangat penting dalam membantu anak mengatasi pengalaman yang menyakitkan ini.
Sebagai orangtua, Moms perlu tahu cara yang tepat untuk merespons ketika anak menjadi korban bullying agar mereka merasa didukung dan terlindungi.
Berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat diambil orangtua dalam menghadapi situasi ini.
Langkah pertama dan paling penting adalah mendengarkan cerita anak dengan penuh empati.
Ketika anak memberanikan diri untuk menceritakan kejadian yang dialaminya, berikan perhatian penuh dan dengarkan tanpa menghakimi. Hal ini akan membuat anak merasa bahwa orangtua peduli dan siap mendukungnya.
Tips:
- Tunjukkan bahwa Moms siap mendengarkan, misalnya dengan kontak mata yang lembut dan bahasa tubuh yang terbuka.
- Jangan menyela atau menghakimi. Biarkan anak menyampaikan perasaannya dengan bebas.
- Berikan kalimat penguatan, seperti “Kamu sangat berani bercerita kepada Mama/Papa,” untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Beberapa orangtua secara tidak sadar dapat membuat anak merasa bahwa dirinya yang bersalah.
Contohnya, dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah kamu tidak berusaha melawan?” atau “Kenapa kamu tidak mencoba lebih keras untuk berteman?”
Pertanyaan semacam ini dapat membuat anak merasa bersalah atas sesuatu yang bukan kesalahannya.
Sebaliknya, fokuslah pada pemberian dukungan emosional kepada anak dan bantu ia memahami bahwa bullying adalah perbuatan yang salah, tidak peduli apapun alasannya.
Meskipun mungkin sebagai orangtua Moms merasa marah dan ingin anak membela diri, penting untuk tidak mengajarkan anak untuk merespon dengan kekerasan.
Sebaliknya, ajarkan anak cara merespons secara tegas namun tetap tenang. Katakan padanya bahwa jika dia merasa terancam, lebih baik segera mencari bantuan dari guru atau staf sekolah.
Jika anak memiliki cara positif untuk menghadapi situasi, mereka akan lebih mampu menjaga kesejahteraan emosionalnya tanpa terjebak dalam siklus kekerasan.
Langkah penting selanjutnya adalah berdiskusi dengan pihak sekolah mengenai masalah bullying yang dialami anak Moms.
Sekolah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua murid.
Mintalah penjelasan mengenai kebijakan anti-bullying yang diterapkan di sekolah dan minta pihak sekolah untuk mengambil tindakan yang tepat.
Tips:
- Saat berdiskusi dengan pihak sekolah, gunakan pendekatan yang tenang dan profesional.
- Sertakan bukti jika ada, seperti catatan dari anak atau kesaksian dari teman anak yang mungkin melihat kejadian bullying.
- Jangan ragu untuk meminta pertemuan lebih lanjut jika diperlukan.
Anak yang memiliki rasa percaya diri yang kuat cenderung lebih tahan terhadap dampak bullying.
Dorong anak untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya, baik dalam bidang akademis maupun non-akademis.
Misalnya, jika anak tertarik pada musik, ajak ia untuk mengikuti kursus musik atau mendukungnya dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Dengan mengembangkan minat dan bakat, anak akan merasa lebih berharga dan memiliki kepercayaan diri lebih dalam menghadapi situasi sulit.
Meskipun dukungan dari orangtua sangat penting, anak juga perlu belajar cara menghadapi situasi bullying secara mandiri.
Ajarkan anak untuk mengabaikan kata-kata kasar, tidak memberikan reaksi berlebihan, dan mempercayakan pada orang dewasa jika merasa tidak aman.
Misalnya, jika seseorang mengganggu anak dengan panggilan nama yang tidak baik, ajarkan anak untuk merespon dengan tegas namun tidak emosional, atau segera meninggalkan situasi yang tidak nyaman tersebut.
Ini membantu anak merasa lebih berdaya dan mengurangi dampak emosional dari perilaku bullying.
Beberapa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda stres atau trauma setelah mengalami bullying.
Ini bisa berupa kesulitan tidur, hilangnya minat pada aktivitas yang disukai, atau perubahan suasana hati yang drastis.
Jika Moms melihat tanda-tanda ini, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog anak, untuk memberikan dukungan tambahan kepada anak.
Gejala yang Perlu Diwaspadai:
- Menarik diri dari pergaulan atau lingkungan sosial
- Penurunan prestasi di sekolah
- Perubahan kebiasaan makan atau tidur
- Sikap yang lebih mudah marah atau gelisah
Dengan bantuan profesional, anak dapat belajar mengatasi perasaan negatif dan pulih dari pengalaman traumatis yang mungkin dialaminya.
Menghadapi anak yang menjadi korban bullying di sekolah bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan cara yang tepat, Moms bisa memberikan dukungan terbaik untuk anak.
Mulailah dengan mendengarkan cerita anak dengan empati, tidak menyalahkannya, dan mengajarkan cara merespon tanpa kekerasan.
Selalu berkolaborasi dengan pihak sekolah dan dorong anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang kuat.
Yang paling penting, tunjukkan bahwa Moms selalu siap mendukungnya dalam setiap langkah yang diambil.
Tentunya, dengan peran aktif orangtua, anak akan lebih mampu menghadapi situasi bullying dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat serta resilien di masa depan.
Artikel ini telah terbit di https://nakita.grid.id/read/024174844/bagaimana-cara-orangtua-merespons-anak-jadi-korban-bullying-di-sekolah?page=all