Ilustrasi pandemi. Bisakah HMPV yang merebak di China menjadi pandemi yang penularannya masif dan menyerang sampai Indonesia?(SHUTTERSTOCK)
Ilustrasi pandemi. Bisakah HMPV yang merebak di China menjadi pandemi yang penularannya masif dan menyerang sampai Indonesia?(SHUTTERSTOCK) ( KOMPAS.COM)

Mewabah di China serta Jepang, Apakah Penularan HMPV Semasif Covid-19?

3 Januari 2025 18:54 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Penyakit akibat wabah Human Metapneumovirus (HMPV) tengah melonjak di China, tepat  lima tahun setelah pandemi Covid-19.

HMPV adalah virus yang menyebabkan gejala mirip flu. Virus ini menimbulkan infeksi saluran pernapasan pneumonia, asma, serta memperburuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan belum ada laporan warga Indonesia yang menderita gangguan kesehatan akibat HMPV.

Meski begitu, bisakah HMPV menjadi pandemi dan menular ke banyak orang dengan skala semasif Covid-19?

Cara penularan HMPV

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menuturkan, HMPV bisa menular ke Indonesia tapi sangat kurang berpotensi menjadi pandemi.

"Kalau sampai Indonesia, ya tetap ada kasus impor, terutama dari pelancong dari Asia Timur (tempat HMPV merebak)," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/1/2025).

Dia menjelaskan, HMPV kurang berpotensi menjadi pandemi karena tingkat penularannya lebih lambat dan tingkat keparahan penyakitnya secara umum lebih ringan daripada Covid-19.

Selain itu, penularan HMPV juga diperkirakan tidak akan semasif Covid-19 yang menular ke banyak negara dunia sejak muncul pertama kali di China pada 2019.

"Meskipun terjadi mutasi dan HMPV mudah menginfeksi, kemampuan infeksinya masih di bawah SARS-COV-2 penyebab Covid-19," tambah Dicky.

Menurutnya, penularan HMPV terjadi melalui droplets atau percikan air liur saat penderita virus tersebut batuk, bersin, atau bicara.

Virus ini juga bisa disebarkan lewat kontak langsung dengan penderita ataupun sentuhan barang yang terkontaminasi.

"Ini mirip penularan Covid-19," tegas Dicky.

Penderita HMPV juga akan mengalami gejala mirip Covid-19 yaitu batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, mengi, sakit tenggorokan, mual, muntah, diare, atau ruam.

HMPV terkadang menyebabkan komplikasi serius seperti bronkitis atau pneumonia, bronkiolitis, radang paru-paru, asma kambuh, serta infeksi telinga.

Orang yang berisiko terkena HMPV

Dicky menyebut, HMPV saat ini tengah merebak di China, Hong Kong, dan Jepang karena negara-negara itu masih dilanda musim dingin.

Cuaca dingin memudahkan penularan virus berbahaya seperti HMPV. Sebab, banyak orang berada di tempat yang sama saat cuaca dingin sehingga mudah tertular virus.

Menurut Dicky, HMPV ditemukan sejak 2001. Virus ini terutama menyerang anak kecil, orang tua, serta anak muda dengan imunitas rendah.

Dia menilai, kondisi penularan HMPV berbeda daripada Covid-19 yang baru muncul dan menular ke manusia pada 2019.

"(Karena sudah ada sejak dulu) sebagian penduduk Asia Timur bahkan Asia Tenggara sebagian sudah memiliki imunitas (dari HMPV)," lanjutnya.

Meski begitu, setiap orang tetap berisiko terinfeksi HMPV terutama setelah bepergian ke lokasi tempat virus itu mewabah. Karena itu, publik tetap perlu waspada.

Orang-orang yang rentan dan berisiko tinggi terinfeksi HMPV adalah sebagai berikut:

  • Bayi baru lahir, terutama prematur
  • Anak berusia kurang dari 5 tahun
  • Orang lanjut usia berumur lebih dari 65 tahun
  • Orang yang pernah menjalani transplantasi organ
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Konsumen obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh
  • Penderita HIV, kanker, atau gangguan autoimun
  • Penderita asma yang menggunakan steroid
  • Penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Untuk mencegah tertular HMPV, Dicky menyarankan publik mendapatkan vaksin flu, menerapkan gaya hidup sehat, serta berada di tempat dengan saluran udara yang baik.

Perlu juga diterapkan protokol 5M yaitu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Potensi HMPV menjadi epidemi apalagi pandemi itu sangat kecil," tegas Dicky.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mewabah di China dan Jepang, Apakah Penularan HMPV Semasif Covid-19?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/03/063000065/mewabah-di-china-dan-jepang-apakah-penularan-hmpv-semasif-covid-19-?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm