Sebaliknya, larva cacing pita pada sapi disebut Cysticercus bovis. Sedangkan pada sapi terdapat larva cacing pita dewasa Taenia saginata.
"Jika larva cacing pita yang hidup dalam daging termakan oleh konsumen, biasanya karena daging tidak dipanaskan atau daging dipanaskan tidak matang, suhu di bawah 75 derajat celcius," lanjut Denny.
Larva tersebut lalu masuk ke saluran pencernaan dan berkembang menjadi cacing dewasa yang hanya ditemukan dalam usus manusia.
Denny menambahkan, setiap daging memiliki risiko berbeda akibat infeksi cacing pita. Tidak ada bukti yang menyatakan daging babi lebih berbahaya dikonsumsi.
Tapi, dia menyebut infeksi larva cacing pita dari babi dapat menyebabkan infeksi pada saraf otak. Gejala infeksinya pun jauh lebih parah dibandingkan dengan cacing pita dari sapi.
"Yang berbahaya itu mengonsumsi daging mentah atau kurang matang jika sumber daging tidak jelas," lanjutnya.
Untuk menghindari makan daging yang terinfeksi cacing pita, Denny mengimbau masyarakat membeli daging di rumah potong hewan yang diawasi pemerintah dan dokter hewan.
Cegah infeksi cacing pita
Dokter hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo membenarkan semua hewan dan bahkan manusia dapat terkena cacing pita.
Menurutnya, cacing pita tidak hidup sendiri, melainkan butuh inang antara atau hospes intermedier.
"Dalam tubuh inang antara ini, larva cacing pita bisa ngendon di dalam otot, daging, jaringan lemak bahkan otak pada babi, kambing, domba, sapi, kerbau, dan lain-lain," tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Slamet mengungkapkan, larva cacing pita pada hewan apapun akan mati ketika otot, daging, lemak, atau otak hewan yang terinfeksi itu dimasak dalam suhu minimum 75 sampai 100 derajat celsius selama 15-30 menit.
Selain itu, larva cacing pita pada daging dapat dimatikan dengan pembekuan pada suhu minus 10 derajat celcius selama minimal sembilan hari atau suhu minus 15 derajat celcius selama minimal enam hari.
Slamet pun membantah kabar yang menyebut cacing pita pada babi tidak mati meskipun hewan tersebut dimasak hingga matang.
"Informasi kalau larva cacing pita pada sapi, kambing, atau domba akan mati kalau dimasak tapi larva pada babi tidak mati jelas hoaks dan tidak memiliki dasar ilmiah," tegasnya.
Slamet menekankan, mengkonsumsi daging babi sebetulnya sama seperti mengkonsumsi daging sapi, kambing, atau hewan lain.
Menurutnya, daging babi dan hewan-hewan lainnya tidak membahayakan kesehatan selama tidak dimakan berlebihan.
Jika sampai terkena cacing pita, penderita perlu rutin mengonsumsi obat cacing untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Babi Lebih Bahaya dari Sapi, Kambing, dan Kerbau karena Punya Cacing Pita?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/14/073000765/apa-babi-lebih-bahaya-dari-sapi-kambing-dan-kerbau-karena-punya-cacing-pita?page=all#page2.