Ilustrasi daging sapi, kambing, kerbau, domba, dan babi bisa mengandung cacing pita(Dok. Pexels/ Eiliv Aceron)
Ilustrasi daging sapi, kambing, kerbau, domba, dan babi bisa mengandung cacing pita(Dok. Pexels/ Eiliv Aceron) ( KOMPAS.COM)

Apa Babi Lebih Bahaya dari Sapi, Kambing, dan Kerbau karena Memiliki Cacing Pita?

14 Januari 2025 18:03 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Sejumlah warganet ramai membahas babi tidak boleh dikonsumsi karena mengandung cacing pita sementara sapi, kambing, dan kerbau aman dimakan.

Pembahasan itu berawal dari akun media sosial X atau Twitter, @****tns pada Minggu (12/1/2025)  yang menyebut cacing pita dalam tubuh babi menimbulkan risiko penyakit seperti infeksi.

Menurutnya, babi yang memiliki cacing pita tidak akan mati meskipun dimasak. Sebaliknya, cacing pita di hewan lain seperti sapi akan hilang ketika dimasak sampai matang.

Warganet lain membalas, cacing pita juga ada pada sapi, kambing, dan kerbau. Orang yang makan daging bercacing dari hewan apapun atau menelan telur cacing pita akan mengalami infeksi.

Lalu, benarkah daging babi memiliki risiko kesehatan lebih besar daripada sapi, kambing, dan kerbau karena mengandung cacing pita?

Cacing pita pada babi dan sapi

Dokter hewan sekaligus dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Denny Widaya Lukman mengungkapkan, manusia yang terinfeksi cacing pita akan memiliki cacingTaenia solium dewasa dalam ususnya.

Saat manusia yang terinfeksi mengeluarkan tinja, telur cacing pita itu lalu ikut keluar dari usus menuju air, rumput, atau tanah.

"Jika telur tersebut termakan oleh hewan, maka telur tersebut berkembang jadi larva cacing pita. Larva tersebut ada dalam daging sapi, babi, dan hewan lainnya," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (13/1/2025).

Menurut dia, larva cacing pita pada babi disebut Cysticercus cellulosae. Sementara cacing pita dewasa pada babi bernama Taenia solium.

Sebaliknya, larva cacing pita pada sapi disebut Cysticercus bovis. Sedangkan pada sapi terdapat larva cacing pita dewasa Taenia saginata.

"Jika larva cacing pita yang hidup dalam daging termakan oleh konsumen, biasanya karena daging tidak dipanaskan atau daging dipanaskan tidak matang, suhu di bawah 75 derajat celcius," lanjut Denny.

Larva tersebut lalu masuk ke saluran pencernaan dan berkembang menjadi cacing dewasa yang hanya ditemukan dalam usus manusia.

Denny menambahkan, setiap daging memiliki risiko berbeda akibat infeksi cacing pita. Tidak ada bukti yang menyatakan daging babi lebih berbahaya dikonsumsi.

Tapi, dia menyebut infeksi larva cacing pita dari babi dapat menyebabkan infeksi pada saraf otak. Gejala infeksinya pun jauh lebih parah dibandingkan dengan cacing pita dari sapi.

"Yang berbahaya itu mengonsumsi daging mentah atau kurang matang jika sumber daging tidak jelas," lanjutnya.

Untuk menghindari makan daging yang terinfeksi cacing pita, Denny mengimbau masyarakat membeli daging di rumah potong hewan yang diawasi pemerintah dan dokter hewan.

Cegah infeksi cacing pita

Dokter hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo membenarkan semua hewan dan bahkan manusia dapat terkena cacing pita.

Menurutnya, cacing pita tidak hidup sendiri, melainkan butuh inang antara atau hospes intermedier.

"Dalam tubuh inang antara ini, larva cacing pita bisa ngendon di dalam otot, daging, jaringan lemak bahkan otak pada babi, kambing, domba, sapi, kerbau, dan lain-lain," tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Slamet mengungkapkan, larva cacing pita pada hewan apapun akan mati ketika otot, daging, lemak, atau otak hewan yang terinfeksi itu dimasak dalam suhu minimum 75 sampai 100 derajat celsius selama 15-30 menit.

Selain itu, larva cacing pita pada daging dapat dimatikan dengan pembekuan pada suhu minus 10 derajat celcius selama minimal sembilan hari atau suhu minus 15 derajat celcius selama minimal enam hari.

Slamet pun membantah kabar yang menyebut cacing pita pada babi tidak mati meskipun hewan tersebut dimasak hingga matang.

"Informasi kalau larva cacing pita pada sapi, kambing, atau domba akan mati kalau dimasak tapi larva pada babi tidak mati jelas hoaks dan tidak memiliki dasar ilmiah," tegasnya.

Slamet menekankan, mengkonsumsi daging babi sebetulnya sama seperti mengkonsumsi daging sapi, kambing, atau hewan lain.

Menurutnya, daging babi dan hewan-hewan lainnya tidak membahayakan kesehatan selama tidak dimakan berlebihan.

Jika sampai terkena cacing pita, penderita perlu rutin mengonsumsi obat cacing untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Babi Lebih Bahaya dari Sapi, Kambing, dan Kerbau karena Punya Cacing Pita?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/14/073000765/apa-babi-lebih-bahaya-dari-sapi-kambing-dan-kerbau-karena-punya-cacing-pita?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm