Ilustrasi bayi, kelahiran bayi, angka kelahiran di Korea Selatan meningkat, pertama kali setelah hampir satu dekade.(freepik.com)
Ilustrasi bayi, kelahiran bayi, angka kelahiran di Korea Selatan meningkat, pertama kali setelah hampir satu dekade.(freepik.com) ( KOMPAS.COM)

Angka Kelahiran di Korea Selatan Mengalami Peningkatan, Pertama Kali Setelah Hampir 1 Dekade

14 Januari 2025 18:29 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Korea Selatan mengalami peningkatan jumlah kelahiran pada 2024, pertama kalinya selama hampir satu dekade.

Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan pada Jumat (3/1/2025) mengumumkan, total ada 242.334 kelahiran terdaftar sepanjang 2024.

Angka tersebut mencerminkan peningkatan sebesar 3,1 persen dari 2023 sekaligus mengakhiri penurunan kelahiran beruntun sejak 2015.

Wakil Menteri Dalam Negeri dan Keamanan, Kim Min-jae mengungkapkan, meskipun jumlah penduduk Korea Selatan menurun selama lima tahun berturut-turut, peningkatan jumlah kelahiran yang tercatat untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun merupakan sebuah tanda positif.

"Untuk mempertahankan pembalikan tren kelahiran ini, penting bagi lembaga terkait untuk bekerja sama dalam meningkatkan kondisi pengasuhan anak dan merancang langkah-langkah dukungan yang beragam," kata Kim Min-jae, dikutip dari The Korea Times, Jumat.

Angka kelahiran di Korea Selatan meningkat

Pada 2024, Kementerian mencatat kelahiran 242.334 bayi yang terdiri dari 123.923 bayi laki-laki dan 118.411 bayi perempuan.

Peningkatan angka kelahiran memicu harapan adanya perubahan dalam tingkat kesuburan total di Korea Selatan.

Hal ini mengacu pada jumlah kelahiran bayi yang diharapkan akan dilahirkan oleh seorang perempuan di negara ini.

Tingkat kesuburan total Korea telah mengalami tren penurunan sejak mencapai 1,48 pada 2000, lalu turun di bawah angka 1 untuk pertama kalinya pada 2018, dan mencapai rekor terendah 0,72 pada 2023.

Kendati terjadi peningkatan kelahiran, penurunan populasi alami terus berlanjut karena angka kematian meningkat menjadi 360.757 orang, seperti disadur Korea Herald, Sabtu (4/1/2025).

Jumlah tersebut meningkat sebesar 1,93 persen dari total kematian pada tahun sebelumnya.

Namun demikian, karena angka kelahiran meningkat, penurunan populasi sedikit menyempit menjadi 118.423 pada 2024 dibandingkan dengan 118.881 pada 2023.

Total populasi terdaftar Korea Selatan mencapai 51,21 juta pada 2024, menandai penurunan selama lima tahun berturut-turut.

Kesenjangan gender di negara ini juga kian melebar sejak 2015, dengan jumlah wanita sekitar 25,71 juta, terus melebihi jumlah pria yang berkisar 25,49 juta pada 2024.

Pergeseran demografis menuju masyarakat menua

Sementara itu, usia rata-rata penduduk meningkat dari 44,8 tahun menjadi 45,3 tahun, yang menyoroti pergeseran demografis menuju masyarakat menua.

Sekitar 17 persen warga Korea Selatan tercatat berusia 50 tahunan, diikuti oleh 15,37 persen berusia 60 tahunan, 15,08 persen berusia 40 tahunan, dan 12,94 persen berusia 70 tahunan.

Sementara itu, 12,93 persen penduduk berusia 30 tahunan, 11,63 persen berusia 20 tahunan, 9,02 persen berusia 10-19 tahun, dan 6,13 persen berusia di bawah 10 tahun.

Pemerintah pada akhir tahun lalu mengatakan, Korea Selatan secara resmi telah menjadi masyarakat yang sangat lanjut usia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikannya sebagai negara dengan 20 persen penduduknya berusia 65 tahun atau lebih.

Hingga Desember 2024, persentase warga lanjut usia di negara ini pun tepat mencapai 20 persen.

Rata-rata usia penduduk Korea telah meningkat pesat selama bertahun-tahun, melampaui usia 40 tahun pada 2014.

Menurut laporan Statistik Korea pada Oktober lalu, rata-rata usia penduduk Korea diperkirakan akan melewati 50 tahun pada 2035 dan 55 tahun pada 2049.

Pejabat pemerintah mengakui, walau angka kelahiran cukup menjanjikan, tantangan yang signifikan masih ada.

Kebijakan untuk meningkatkan dukungan pengasuhan anak, mengurangi beban ekonomi pada keluarga, dan mendorong keseimbangan kehidupan dan pekerjaan dianggap penting untuk membalikkan tren penurunan angka kelahiran di Korea Selatan dalam jangka panjang.

Pemerintah juga telah meluncurkan serangkaian upaya untuk memerangi angka kelahiran yang lambat.

Beberapa di antaranya, seperti perluasan insentif keuangan untuk kelahiran dan layanan penitipan anak yang dikelola negara dan lebih banyak manfaat bagi orangtua yang memiliki lebih dari satu anak.

Salah satu kebijakan baru yang diterapkan pada tahun ini adalah peningkatan batas atas pembayaran cuti orangtua menjadi 2,5 juta won atau sekitar Rp 27,7 juta (kurs Rp 11,10 per won) per bulan.

Jumlah pembayaran cuti orangtua itu naik dari sebelumnya cuma 1,5 juta won atau sekitar Rp 16,6 juta per bulan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Angka Kelahiran di Korea Selatan Meningkat, Pertama Kali Setelah Hampir 1 Dekade", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/14/103000065/angka-kelahiran-di-korea-selatan-meningkat-pertama-kali-setelah-hampir-1?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm