Penelitian pada 2013 melihat aktivitas hipoglikemik ekstrak etanol (95 persen) dari buah oyong atau Luffa acutangula dievaluasi pada tikus percobaan betina terhadap aloksan monohidrat.
Setelah 12 jam, ekstrak 200 miligram per kilogram i.p. menurunkan kadar glukosa darah puasa sebesar 51,10 persen.
Kandungan glikogen yang berkurang (75,32 persen) pada tikus diabetes dikurangi dengan pengobatan ekstrak etanol tanaman oyong (149,35 persen).
Studi lain pada 2012 meneliti efek antidiabetik dari ekstrak buah oyong yang dikeringkan beku terhadap tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin.
Dua dosis yang berbeda, yaitu 200 dan 400 mg/kg diberikan secara oral selama 21 hari dan parameter biokimia yang berbeda dievaluasi.
Kadar glukosa darah berkurang secara signifikan dalam cara yang berbeda bergantung pada dosis, bersamaan dengan penurunan kadar serum penanda serum SGPT, SGOT, dan alkaline phosphatase (ALP) yang diamati.
Dalam penelitian lain yang lebih lama pada 2011, menunjukkan ekstrak metanol buah oyong menurunkan kadar glukosa serum puasa, hemoglobin glikosilasi, hingga enzim penanda serum ALT dan AST.
Ia juga tingkatkan kadar glikogen hati yang berkontribusi untuk melemahkan kondisi hiperglikemia pada tikus percobaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumsi Sayur Oyong Bisa Bantu Turunkan Gula Darah, Penelitian Membuktikan", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/02/18/073000965/konsumsi-sayur-oyong-bisa-bantu-turunkan-gula-darah-penelitian-membuktikan.