Education Resource Centre (ERC)
Education Resource Centre (ERC) ( nusgs.nus.edu.sg/Dimasius Sitepu )

Bisa Kuliah di Universitas Top 1 Asia NUS, Ini Kisah Anak Rel Kereta yang Menolak Menyerah

19 Februari 2025 19:35 WIB

Sejarah pun mencatat banyak contoh bagaimana orang yang belajar dan bekerja di luar kemudian kembali membawa perubahan besar. Jepang, misalnya, melakukan modernisasi industri dengan mengirim orang-orangnya untuk mempelajari beragam teknologi di negara lain.

Dalam proses ini, mereka mengadopsi sistem produksi yang kemudian disempurnakan menjadi Toyota Production System, terinspirasi dari jalur perakitan (assembly line) yang pertama kali populer di Amerika Serikat. Korea juga demikian; mereka banyak mempelajari teknologi dan manajemen industri dari luar, lantas mengembangkannya hingga menjadi salah satu pemain kunci di sektor elektronik dan otomotif di tingkat global.

MENJADI BAGIAN DARI SOLUSI

Ketika seseorang akhirnya kembali dengan ide serta keterampilan baru, ia berpeluang memberi dampak besar, entah di bidang teknologi, pendidikan, atau wirausaha.

Dengan pola pikir global, kita bisa membantu memperkuat daya saing Indonesia sekaligus membukakan peluang bagi lebih banyak orang untuk maju.

“Pulang” pun bukan berarti harus langsung mendirikan perusahaan besar atau membuat terobosan spektakuler. Terkadang, perubahan kecil pun cukup berarti: mengajar di lingkungan sekitar, membangun komunitas pelatihan keterampilan, atau bahkan memotivasi rekan-rekan lain untuk ikut berkembang.

PENTINGNYA PERENCANAAN

Sebelum memutuskan untuk menjalankan #KaburAjaDulu, ada beberapa hal yang patut dipikirkan:

1. Tujuan yang Jelas

Pastikan Anda tahu apa yang ingin diraih dari perjalanan ke luar negeri. Misalnya, mempelajari industri tertentu, menambah jejaring, atau memperdalam keahlian tertentu.

2. Persiapan Fisik dan Mental

Tinggal di luar negeri memerlukan adaptasi besar-besaran. Jangan takut gagal di awal, karena justru dari kesalahan kita belajar untuk menjadi lebih baik.

3. Strategi Pulang

Tentukan sejak awal, bagaimana Anda akan mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh ketika kembali. Terkadang, langkah ini justru lebih menantang daripada saat pertama kali pergi.

PENUTUP

Pada akhirnya, #KaburAjaDulu tidak selalu bermakna kabur selamanya. Bagi banyak orang, ini adalah langkah strategis untuk membekali diri agar kelak siap kembali dan berkontribusi lebih maksimal di Indonesia. Seperti yang dilakukan berbagai negara di Asia—belajar dari tempat lain, lalu menyempurnakannya di rumah sendiri—kita juga bisa menempuh jalan serupa.

Semoga pengalaman pribadi saya, yang pernah tumbuh di lingkungan penuh keterbatasan dan kemudian keluar untuk memperdalam wawasan, dapat memberi gambaran bahwa “kabur” bisa jadi bentuk investasi masa depan. Langkah ini tidak bertentangan dengan rasa cinta kepada Tanah Air. Justru, semangatnya adalah untuk membawa pulang sesuatu yang berharga, demi masa depan Indonesia yang lebih cerah.

Bagi Anda yang ingin bertukar gagasan atau berbagi pengalaman, feel free to follow me on LinkedIn: Dymasius Sitepu.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kisah Anak Rel Kereta yang Menolak Menyerah hingga Bisa Kuliah di Universitas Top 1 Asia NUS, https://bangka.tribunnews.com/2025/02/19/kisah-anak-rel-kereta-yang-menolak-menyerah-hingga-bisa-kuliah-di-universitas-top-1-asia-nus?page=all.

SumberBangka.tribunnews.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm