“Penyebab meninggalnya penumpang di dalam mobil karena mobil diam dan AC menyala itu ada dua secara umumnya,” tuturnya.
Faktor pertama, yakni adanya gas buang mesin yang salah satunya adalah karbon monoksida (CO), masuk ke dalam mobil.
Karbon monoksida ini berasal dari pembakaran di mesin mobil. Gas ini akan masuk ke dalam kabin mobil bila AC-nya menggunakan mode pengambilan fresh air.
“AC kan ada dua mode, mengambil udara fresh air dan sirkulasi,” ucap Jayan.
Selain itu, karbon monoksida bisa masuk ke dalam mobil melalui AC yang mengalami kebocoran.
Tapi tidak cuma saat mobil berhenti saja, kebocoran ini juga bisa terjadi ketika mobil sedang melaju.
Karbon monoksida juga bisa masuk melalui seal mobil yang bocor. Lewat kebocoran seal ini, gas yang berasal dari luar mobil bisa masuk ke dalam kabin.
Dikutip dari MayoClinic, tanda-tanda atau gejala keracunan karbon monoksida, antara lain:
Bahaya kebocoran freon
Kemudian, faktor kedua, adalah terjadinya kebocoran freon di dalam kabin mobil. Kebocoran ini terjadi di pipa serta evaporator di dalam mobil.
Sebenarnya, freon tersebut tidak beracun. Namun bila kebocorannya terjadi di tempat tertutup, maka kandungan oksigen di dalam mobil akan menghilang dan membuat orang lemas secara perlahan.
“Selanjutnya, freon yang masuk ke dalam pernapasan akan menghalangi bertemunya oksigen dengan sel-sel darah dalam tubuh,” ungkap Jayan.
Jadi, secara umum, tidur di dalam kendaraan dengan posisi mobil berhenti namun mesin dan AC tetap menyala tidak disarankan, karena mengingat ada risiko-risiko di atas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tidur di Dalam Mobil dengan Mesin dan AC Tetap Menyala, Berbahayakah?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2025/02/20/071500465/tidur-di-dalam-mobil-dengan-mesin-dan-ac-tetap-menyala-berbahayakah?page=all#page2.