Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Kasrem 045/Garuda Jaya, Kolonel Inf M. Iqbal Lubis saat melakukan panen padi bersama di persawahan Desa Rias, Rabu (1/11/2023). Kegiatan tersebut merupakan langkah TNI dalam mewujudkan ketahanan pangan di Bangka Belitung.
Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Kasrem 045/Garuda Jaya, Kolonel Inf M. Iqbal Lubis saat melakukan panen padi bersama di persawahan Desa Rias, Rabu (1/11/2023). Kegiatan tersebut merupakan langkah TNI dalam mewujudkan ketahanan pangan di Bangka Belitung. ( Bangkapos.com/Cepi Marlianto )

Refleksi 23 Tahun Provinsi Bangka Belitung, Sektor Pertanian Minta Lebih Diperhatikan

20 November 2023 19:58 WIB

Di samping itu sambung Ketua DPC HKTI Bangka Selatan ini, permasalahan pupuk subsidi juga turut menambah karut marut problematik petani padi. Pembelian pupuk subsidi mulai dibatasi oleh pemerintah pusat. Sebelumnya petani bisa mendapatkan alokasi pupuk sebanyak 150 kilogram kini dipangkas setengahnya menjadi 65 kilogram per tahun.

Padahal dalam setahun petani bisa dua kali panen. Sekali masa panen petani biasanya membutuhkan minimal 100 kilogram pupuk untuk hasil panen yang maksimal. Namun karena kebijakan tersebut, petani terpaksa gigit jari dan harus melewati regulasi yang ada.

Apabila terus dipaksakan petani tentunya akan merugi, karena tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

“Kalau dikatakan sejahtera, saat ini petani belum sejahtera karena tingginya biaya operasional. Angka keberhasilan petani juga belum bisa mencapai 50 persen. Petani bisa makmur apabila setiap panen hasilnya memuaskan. Minimal setahun dua kali panen,” ungkapnya.

Meskipun demikian kata Bujil, sudah banyak bantuan yang diberikan oleh pemerintah dengan mengganti pupuk butiran dengan pupuk cair. Namun perpindahan tersebut dirasa belum optimal karena baru dilakukan perdana pada musim tanam akhir tahun ini.

Pemerintah juga bisa melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas harga beli gabah di atas Rp4.000 per kilogram.

Dengan harga yang tinggi setidaknya mampu menutupi biaya operasional yang cukup tinggi dari para petani. Begitu pula dengan ditetapkannya Desa Rias sebagai lumbung pangan. Segala bentuk aktivitas pertambangan timah di kawasan tersebut harus diberhentikan tanpa terkecuali. Hal ini untuk ekosistem pertanian yang lebih baik.

“Rias juga sudah dijadikan lumbung padi jadi saya minta semua pertambangan yang ada di desa rias itu disetop. Program pembangunan pemerintah juga jangan asal-asalan seperti irigasi dan bendungan, harus ada transparansi kepada masyarakat,” pungkas Bujil.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Refleksi 23 Tahun Provinsi Bangka Belitung, Minta Sektor Pertanian Lebih Diperhatikan, https://bangka.tribunnews.com/2023/11/20/refleksi-23-tahun-provinsi-bangka-belitung-minta-sektor-pertanian-lebih-diperhatikan.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm