Icha menceritakan, muslim di Norwegia sekitar 6 persen dari total populasi negara itu yang berjumlah 5 juta jiwa. Sebagian besar muslim di Norwegia adalah para pendatang atau imigran dari negeri-negeri Arab dan Benua Afrika. Setiap Ramadhan, masjid-masjid di Norwegia biasanya dipenuhi dengan jemaah yang berbuka puasa bersama hingga menjalankan tarawih sampai tengah malam. Tidak ada tradisi khusus soal ini. Seperti negara-negara lainnya, muslim di Norwegia selalu menyediakan iftar (makanan berbuka) dan jamuan makan malam gratis selama Ramadhan. Orang-orang menyumbang makanan dengan sukarela dan biasanya ada daftar siapa saja yang akan menyumbang hidangan tersebut. Namun, karena pandemi virus corona, sejak peneraoan lockdown, Islamsk Råd Norge (IRN), MUI-nya Norwegia, mengeluarkan fatwa meniadakan shalat berjamaah di masjid. Masjid-masjid di seluruh Norwegia ditutup. Pemerintah menginstruksikan untuk meniadakan kerumunan, termasuk perkumpulan agama apa pun. Icha mengaku merindukan Ramadhan di Indonesia dengan semua kemeriahannya. Hal yang dirindukan itu seperti jalanan yang penuh dengan penjual makanan berbuka puasa, berbuka bersama keluarga besar, shalat berjamaah di masjid yang selalu ramai, dan sebagainya.