Syaifullah berharap, pemerintahan desa juga lebih proaktif untuk kampanye penanggulangan DBD. Sebab mereka memiliki anggaran desa dan lebih mengenal kondisi lingkungan serta masyarakat setempat.
"Kami imbau masyarakat untuk memperhatikan sanitasi, hindari genangan air yang bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk," ucap Syaifullah.
Masyarakat Bangka Belitung diminta tidak hanya fokus pada pandemi Covid-19. Sebab dalam waktu bersamaan temuan kasus DBD justru lebih tinggi.
"Ini sama-sama menular dan pasien bisa meninggal dunia. Dilihat angkanya DBD masih lebih tinggi, jadi wajib kebersihan lingkungan selalu dijaga," kata Syaifullah.
Menurut Syaifullah, pencegahan DBD cenderung lebih sederhana dan tidak merepotkan. Misalnya seperti menguras bak mandi, memperbaiki selokan dan menutup tempat penampungan air.
Masyarakat pun bisa mencegah penularan secara bersama-sama sejak dini tanpa harus khawatir atau merasa panik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus DBD di Bangka Belitung Mencapai 695 Kasus", https://regional.kompas.com/read/2020/06/25/15150071/kasus-dbd-di-bangka-belitung-mencapai-695-kasus.