Ilustrasi
Ilustrasi ( Sumber : kompas.com)

Apakah Kamu Termasuk Sering Menunda Pekerjaan ? Ini Alasannya Menurut Ahli

22 Juli 2020 13:30 WIB

 

BangkaSonora.id - Menunda-nunda pekerjaan alias procrastination seringkali menjadi persoalan banyak orang. Saat memiliki tugas yang segera mesti diselesaikan, sering kita justru memilih mengerjakan hal lain yang seharusnya dikesampingkan.

Ada pepatah dan nasehat yang mengatakan agar kita tidak menunda-nunda pekerjaan. Tapi kenyataannya, kita seringkali menunda untuk melakukan sesuatu. Terkadag kita juga terbiasa menunda belajar atau melakukan pekerjaan hingga menjelang deadline, sehingga pada akhirnya kita terburu-buru saat mengerjakannya.

Seperti kita sudah punya niat untuk mengatur pola makan dan olahraga baik untuk mencapai tujuan kebugaran, namun kita seringkali mengabaikannya.

Menunda pekerjaan adalah sesuatu yang kita semua pernah lakukan. Namun, mengapa kita tetap melakukannya meskipun untuk tugas-tugas yang mudah?

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Psychology menunjukkan, semua itu ada hubungannya dengan bagaimana kita memadukan antisipasi, kegembiraan, dan ketakutan.

Pada sebuah uji oba, para peneliti meminta 171 partisipan untuk memakan kacang jelly yang memiliki berbagai rasa, mulai dari lezat hingga tidak enak. Beberapa kacang jelly terasa seperti jeruk dan semangka, namun kacang lainnya memiliki rasa yang sangat buruk seperti telur busuk.

Biasaya, orang-orang cenderung bersemangat dan tak sabar saat akan memakan sesuatu yang enak. Giliran harus memakan yang tidak enak, mereka bukan hanya takut pada hal buruk, melainkan juga tidak menyukai perasaan harus menunggu untuk memakannya.

Nah, eksperimen ini menunjukkan bahwa orang ingin segera merasakan hal baik dan menunda hal buruk, sebuah antisipasi tugas positif dan negatif yang mendorong perilaku kita. Demikian menurut David Hardisty, Ph.D., co-author studi serta asisten profesor di Sauder School of Business di University of British Columbia.

Kepada Runner's World, Hardisty mencontohkan jika kita bertanya kepada orang kapan mereka ingin menerima 50 dollar AS, semua akan menjawab sekarang adalah waktu yang tepat.

Namun, jika kita bertanya kapan mereka mau membayar tagihan sebesar 50 dollar AS, 50 persen orang lebih suka menunda dan membayarnya belakangan.

"Saat kita membayangkan hal positif di masa depan, kita menikmatinya dan merasa tidak sabar. Tetapi di saat kita membayangkan hal negatif di masa depan, kita menjadi benci untuk memikirkannya."

David Hardisty megataka bahwa ini bisa terjadi karena antisipasi terhadap peristiwa positif versus negatif adalah asimetris. Nah, bagaimana kita memutus siklus ini, terutama di saat kita ingin menyelesaikan tantangan pekerjaan atau olahraga? Hardisty mengatakan, semua itu tergantung bagaimana mengubah cara berpikir kita.

"Apabila kita menganggapnya sebagai hal yang negatif, sulit, atau membosankan, kita bisa menundanya sampai nanti."

"Jika kita berpikir bekerja, belajar, atau berolahraga sebagai hal yang positif, kita akan melakukannya sekarang, karena kita tidak sabar dan menikmatinya," katanya.

Dengan kata lain, jika kita menganggap tugas kita negatif berarti kita hanya melakukannya setengah hati. Sebenarnya ini semua tergantug dari cara berpikir kita.

Tetapi membingkai ulang cara berpikir, akan membuat kita memiliki kemungkinan 100 persen untuk memulai tugas tersebut serta menyelesaikannya. Alih-alih merasa "harus" berolahraga atau melakukan diet, tanamkan pikiran bahwa kita "bisa" melakukannya. Otak akan merespon jenis penyampaian pesan yang halus seperti ini.

Hardisty mengatakan bahwa dengan menumbuhkan rasa antisipasi, maka kita dapat menciptakan perasaan gembira yang juga membuat kita menikmati apa yang kita lakukan.

Nah, cara ini bisa membantu di saat kita mencoba mencapai salah satu tujuan hidup kita. Selamat mencoba !!!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Orang Suka Menunda Pekerjaan, Menurut Ahli", 

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/21/193247820/alasan-orang-suka-menunda-pekerjaan-menurut-ahli?page=2.


SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm