SonoraBangka.id - Di Masa Pandemi banyak karyawan yang bekerja dari rumah atau lebih dikenal work from home (WFH ).
Bayangan kebanyakan orang bekerja dari rumah adalah ide yang luar biasa. Karena kita tidak harus kejar- kejaran dengan waktu untuk sampai kantor.
Belum lagi kondisi jalanan ramai yang terkadang macet, serta bekerja dari rumah tentunya kita tidak diharuskan menggunakan setelan kerja sepanjang hari.
Namun, saat pandemi berlangsung dan karyawan juga dituntut untuk bekerja dari rumah maka sebagian orang baru sadar akan kondisi yang sebenarnya. Bahwa ternyata tak seperti apa yang kita bayangkan, karena jika bekerja remote bukanlah keinginan yang mereka inginkan.
Seorang psikolog Susan Albers, PsyD, menjelaskan mengapa bekerja dari rumah di era pandemi terasa sulit.
Tidak hanya mereka yang bekerja di luar rumah saja, orang-orang yang bekerja dari rumah termasuk orang yang berjuang, dimana mereka juga harus beradaptasi dengan new normal atau normal baru.
"Sulit untuk terus menjalani hidup, tidak memperhatikan dunia luar dan hanya melakukan pekerjaan kita. Ini saat yang membuat stres," kata Dr. Albers.
Nah, berikut ini penyesuaian yang bisa kita lakukan untuk rutinitas bekerja dari rumah :
1. Sulit masuk ke "mode kerja"
Dr. Albers mengatakan bahwa bekerja di rumah, kita memiliki tanggung jawab pekerjaan dari kantor dan kegiatan yang harus dilakukan di rumah.
Ketika kita bekerja di kantor atau tempat lain, kita dapat mematikan pikiran terkait hal-hal di rumah. Dan saat sore hari, kita bisa meninggalkan pekerjaan.
Coba cari ruangan khusus untuk bekerja. Jika kita memiliki tempat khusus, siapkan meja dan gunakan hanya untuk bekerja bukan untuk yang lain.
Jangan pilih bekerja di sofa atau tempat tidur, karena bisa saja kita tergoda untuk menonton televisi alih - alih untuk bekerja.
“ Sisihkan waktu untuk transisi “, saran Albers.
Beri waktu 5-10 menit untuk beralih dari mode kerja, karena ternyata transisi lebih sulit ketika kita berada di rumah seharian.
"Dengarkan radio atau podcast, berjalan-jalan di sekitar perumahan. Apa pun yang memberi waktu bagi kita untuk istirahat mental."
2. Kelelahan
Jika kita merasa lelah, beristirahatlah secara teratur, berdiri dan regangkan tubuh, istirahatkan mata serta otak kita.
Karena kelelahan menatap layar monitor juga bisa terjadi pada kita.
Dijelaskan Dr. Albers bahwa secara mental, menatap layar melelahkan.
Dan jika kita melakukan meeting dengan rekan kerja melalui video, otak kita harus bekerja lebih keras untuk menguraikan komunikasi nonverbal di layar.
3. Tidak terhubung dengan rekan kerja
Obrolan santai akan memberi interaksi sosial yang penting dan dapat membantu kita membaca suasana kantor.
Jadi kita bisa menjadwalkan panggilan atau kirim pesan singkat untuk berhubungan dengan teman kerja.
Karena banyak orang menemukan obrolan yang cair dengan rekan kerja dan itu adalah sangat penting, tapi banyak dari mereka melewatkannya.
4. Sulit berhenti makan camilan
Biasanya kita mulai mengkonsumsi bayak cemilan jika kita stress atau bosan.
Nah, sayangnya terkadang kita tidak menyadari dengan camilan yang tidak sehat sehingga berpengaruh dengan berat badan kita.
Dr. Albers menyarakab agar kita membawa bekal makan siang atau camilan seolah-olah kita pergi kerja.
Jika mulai terasa lapar, berhenti sejenak untuk makan dan jangan sesekali makan sambal bekerja.
5. Terlalu sering menunda pekerjaan
Ada sebagian orang yang melakukan tugasnya lebih baik jika mengikuti jam kantor, sehingga pekerjaan tidak terlambat hingga larut malam atau bahkan berlanjut di akhir pekan.
Mereka yang suka begadang akan menganggap mereka lebih produktif jika bekerja malam hari.
Buat jadwal agar tetap teratur. Namun jika kantor tempat kita bekerja terbilang fleksibel, kita juga bisa memilih waktu untuk menyelesaikan tugas.
Untuk menjaga keseimbangan kita bisa menambah waktu kerja dan waktu istirahat.
6. Mudah terganggu
Gunakan teknologi untuk mengatasi gangguan di rumah.
Karena tidak bisa dipungkiri bahwa gangguan bekerja di rumah terkadang tidak ada habisnya.
Apakah itu urusan anak atau bahkan hanya sekedar memelihara tanaman di rumah.
Dr. Albers mengatakan agar kita tetap focus, bisa gunakan headphone peredam bising. Jangan lupa gunakan pengatur waktu dan aplikasi pelacak waktu juga.
Kita bahkan dapat menggunakan program untuk memblokir akses ke media sosial selama jam kerja.
7. Atasan atau rekan kerja tidak memahami kita
Untuk rekan kerja atau atasan yang sulit mengerti maksud kita saat kerja remote, sebaiknya kita juga harus lebih jelas dalam menetapkan batas, dan lebih berupaya mengomunikasikan pikiran dan perasaan kita.
Kita harus mengambil langkah ekstra untuk berkomunikasi, jika rekan kerja tidak bisa membaca pikiran kita.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Cara Mengatasi Rasa Lelah Akibat Bekerja dari Rumah", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/03/224228620/7-cara-mengatasi-rasa-lelah-akibat-bekerja-dari-rumah?page=2.