Diungkapkan juga oleh Pedisic bahwa ada kemungkinan alasan mengapa studi sebelumnya tidak konsisten karena metodologi penelitiannya.
Misalnya, cara peserta penelitian itu dipilih, bagaimana partisipasi lari dinilai, bagaimana dosis berlari dikategorikan, dan durasi yang ditindaklanjuti atau semakin bertambah secara berkala.
“Dalam analisis saat ini, studi yang dipilih tidak memiliki faktor-faktor ini,” kata Pedisic.
Banyak studi menyebutkan bahwa berlaridapat meningkatkan fungsi jantung secara keseluruhan, menurunkan lemak tubuh, dan meningkatkan kebugaran metabolik dan aerobik.
Sebaiknya kita tidak perlu terlalu ngoyo, bahkan cukup satu jam seminggu, untuk melihat efek pencegahan yang signifikan.
Karena efek yang terjadi rupanya sangat penting bagi tubuh sebagai pencegahan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga diabetes tipe 2.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Olahraga Lari Bisa Turunkan Risiko Kanker dan Kematian Dini", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/10/121116920/olahraga-lari-bisa-turunkan-risiko-kanker-dan-kematian-dini.