Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial ( Ipopba)

Apa Kaitannya Antara Detoks Media Soisal Dengan Kesehatan Mental ?

1 September 2020 11:08 WIB

SonoraBangka.id - Media sosial  adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan jejaring social serta dunia virtual.

Perkembangan media sosial saat ini juga sudah semakin pesat mengingat saat ini peran teknologi sudah tidak dapat dilepaskan dari setiap kehidupan manusia.

Apalagi di masa pandemi saat ini, banyak orang menggunakan media sosial agar bisa terhubung dengan keluarga atau bahkan relasi kerja yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung.

Atau sebagian orang menggunakan media sosial hanya untuk sekedar mengisi waktu luang.

Tapi, sebatas apa aktivitas media sosial kita sudah dikatakan tidak sehat dan kita perlu melakukan detoks?

Alan Wood, Psikoterapis utama di The Dawn Wellness Center dan Rehabilitasi di Chiang Mai, Thailand, menjelaskan bahwa  tempat ia bekerja menawarkan sebuah program untuk mengobati siapa pun yang berjuang melawan kecanduan, termasuk kecanduan internet.

Seperti kebiasaan tidak sehat lainnya, kita seharusnya bisa mengenali apakah aktivitas yang kita lakukan bermasalah.

Menurutnya, banyak orang mungkin menggunakan media sosial seperti obat dopamin yang bisa memperbaiki suasana hati.

Jadi, untuk lebih jelasnya apakah berdampak baik atau buruk bagi kehidupan, kita bisa melakukan evaluasi dengan menulis jurnal.

Media sosial mungkin sudah menjadi kebiasaan yang tidak sehat bagi kita, jika diketahui  ternyata media sosial memengaruhi hubungan, tidur, kesehatan, kehidupan professional, atau keuangan.

Wood menyarankan Anda untuk mengevaluasi diri, apakah kebiasaan akses media sosial yang dolakukan tidak lagi positif atau menyenangkan, dan apakah Anda merasa kehidupan menjadi tidak seimbang, obsesif-kompulsif dan area hidup lainnya terganggu?

Perlu dibatasi

Dr Joyce Chao Puihan, Psikolog klinis dari Dimensions Center di distrik Central Hong Kong,   mengingatkan akan pentingnya melakukan pembatasan waktu akses media sosial.

Menurutnya, setiap orang memiliki batasan sehatnya masing-masing.

Diungkapkannya bahwa apakah satu atau dua jam sehari sudah cukup?

Karena Setiap orang harus memutuskan apa yang cocok atau sehat untuk mereka.

Chao mencontohkan fitur "filter" atau saringan di email, yang idealnya juga dimiliki setiap orang ketika mengakses media sosial.

Ia juga menyarankan kliennya untuk menyadari apa yang mereka lihat di media sosial.

Sebab, setiap orang memiliki banyak aplikasi di ponselnya dan mereka bisa saja kewalahan dengan banjirnya informasi dari aplikasi-aplikasi tersebut.

Kemudian, bagaimana mengetahui bahwa perilaku bermedia sosial kita sudah berlebihan?

Chao mengatakan, bahwa kebanyakan orang menggunakan media sosial karena berbagai alasan.

Beberapa untuk bersosialisasi, beberapa untuk melarikan diri.

Jika Anda menggunakan aplikasi untuk menghindari aktivitas bermakna (lainnya), jadi tanyakan pada diri sendiri mengapa Anda melakukannya.

Nah, apabila orang-orang di sekitar kita sudah mengeluh tentang kebiasaan tersebut, itu adalah tanda umum yang dapat kita lihat.

Mengatur ulang hubungan dengan aplikasi sosial dapat membantu menghadapi apa pun yang selama ini Anda hindari.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membatasi waku akses media sosial yang dianggap sudah berlebih.

Seperti, jangan terlalu sering melihat ponsel  selama rapat atau pertemuan sosial berlangsung.

Lakukan secara perlahan hingga nantinya dapat sepenuhnya meninggalkan ponsel saat berinteraksi dengan orang lain.

Detoksifikasi media sangatlah penting, dan itu sudah disepakti bersama  oleh Chao maupun Wood.

Wood mengatakan bahwa hidup mereka akan menjadi lebih kaya, lebih bermanfaat dan memuaskan.

Disamping itu ia juga mengatakan bahwa cara itu memungkinkan seseorang menghabiskan lebih banyak waktu untuk hadir dan berinteraksi dengan orang lain, atau dengan alam.

Nah, bagaiman dengan Anda, sudah siapkah untuk membatasi waktu akses media sosial?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Kesehatan Mental, Perlukah Detoks Media Sosial?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/26/113623020/demi-kesehatan-mental-perlukah-detoks-media-sosial?page=2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm