Anak juga mampu menjalankan tanggung jawab tambahan untuk merawat hewan peliharaan.
Para peneliti menemukan bahwa kecemasan akan perpisahan, perundungan, dan aktivitas berlebihan pada anak-anak menurun selama periode penelitian.
Anak-anak juga menunjukkan lebih banyak empati setelah mengadopsi kucing.
Sebagian besar keluarga tetap memelihara kucing setelah penelitian berakhir.
Carlisle mengatakan bahwa kucing bukanlah pilihan yang lebih baik daripada anjing, tetapi kucing yang bersahabat mungkin sangat cocok untuk beberapa anak autisme dan keluarganya.
"Banyak anak autis memiliki masalah sensorik dan saat anjing menggonggong di depan wajah, hal itu bisa membuatmu kewalahan, sedangkan kucing hanya duduk di samping," katanya.
Untuk itu, orangtua harus mencari kucing yang pas untuk anak yang spesial.
Carlisle menambahkan, kucing juga bisa lebih mudah dirawat, terutama oleh orang tua dari anak autisme yang mungkin sudah kewalahan dan stres.
"Kami secara khusus memilih kucing berusia 10 bulan hingga 4 tahun karena ada penelitian sebelumnya bahwa kucing yang lebih muda lebih mudah bersosialisasi dengan anak autisme," katanya.
Meski begitu, para orangtua harus memikirkan apa yang realistis untuk keluarga sebelum mengadopsi hewan peliharaan.
Tom Frazier dari lembaga penelitian autisme mengatakan, keluarga harus mempertimbangkan berapa banyak waktu dan energi yang harus mereka curahkan untuk perawatan hewan peliharaan, kemampuan dan keinginan anak untuk menjadi bagian dari itu, sebelum membuat keputusan tentang kepemilikan hewan peliharaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak Autisme Disarankan Memelihara Kucing", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/21/101045620/anak-autisme-disarankan-memelihara-kucing?page=2.