2. Tidur terlentang
Pada trimester ketiga, dari minggu ke-28 kehamilan dan seterusnya, tidur telentang dapat memberi tekanan pada pembuluh darah utama yang mengalirkan darah ke rahim.
Tekanan ini dapat menurunkan suplai oksigen ke janin. Itu juga dapat meningkatkan gejala yang tidak menyenangkan, seperti pusing dan heartburn pada wanita tersebut.
Sebuah studi pada 2019 mengaitkan tidur terlentang yang berkelanjutan selama kehamilan dengan peningkatan risiko lahir mati.
Penelitian lain sampai pada kesimpulan yang sama. Namun, penelitian ini melihat pada posisi di mana seorang wanita mulai pergi tidur, bukan posisi yang berubah (tidak disengaja) saat mereka tidur.
Hanya ada sedikit bukti bahwa tidak sengaja berguling ke belakang membentuk posisi tidur terlentang selama kehamilan akan menyebabkan bahaya yang langgeng.
Dengan demikian, tidak semua ahli setuju dengan anjuran untuk menghindari tidur telentang. Para spesialis juga mencatat bahwa bahkan pada wanita yang tidur telentang, risiko lahir mati tetap rendah.
Seorang wanita yang khawatir dia sering terbangun telentang dapat mencoba menggunakan bantal untuk menopang tubuhnya dan membantunya tetap tidur miring.