SonoraBangka.id - Apakah kamu masih ingat kapan pertama kali belajar naik sepeda?
Ya, mungkin kita harus melawati masa latihan yang tak mudah di masa itu.
Berlatih, terjatuh, terluka, sebelum kemudian menjadi terampil mengendarainya. Setelah berhasil, segalanya menjadi terasa amat mudah. Bukan begitu?
Namun, pernahkan kita memerhatikan, lebih sulit bahkan nyaris mustahil (dalam kondisi normal) menemukan orang yang sudah bisa bersepeda, lalu lupa cara naik sepeda.
Mengapa bisa demikian ya?
Ternyata, hal itu terjadi karena proses menguasai bersepeda memang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi yang dilakukan secara bersamaan antara organ.
Mulai dari fase rencana yang berproses di motor cortex -bagian dari cerebral cortex di otak yang memicu syaraf hingga aktivitas otot bisa terjadi.
Lalu, proses di otak kecil yang membantu kita menyeimbangkan laju sepeda, timing kayuhan di pedal, hingga proses di basal ganglia yang menjaga gerakan tetap halus tak menyentak-nyentak.
Basal ganglia adalah bagian otak yang bertanggungjawab untuk kontrol motorik.
"Beban besar pada koordinasi otak dalam bersepeda inilah yang memastikan keterampilan tersebut akan tetap ada."
Demikian kata Jürgen Konczak, ahli saraf dan biomekanik di Universitas Minnesota, Amerika Serikat.
Dengan beban tersebut, maka sekalipun sudah lama tak bersepeda, maka keterampilan itu seketika akan kembali saat kita sudah duduk di atas sadel.
"Semua bagian yang tubuh seperti sudah 'disetel' dan 'diminyaki' untuk bisa langsung bersepeda," kata Konczak.
"Ini benar-benar keterampilan yang bertahan seumur hidup," ujar dia lagi.
Jadi, sepertinya memang tidak pernah ada waktu yang buruk untuk mulai kembali mengayuh sepeda.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Mungkin Ada Orang yang Lupa Cara Bersepeda, Kenapa? ", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/16/124316320/tak-mungkin-ada-orang-yang-lupa-cara-bersepeda-kenapa.