SONORABANGKA.ID - Saat ini Pandemi Covid-19 sudah genap satu tahun melanda Indonesia. Namun, arus penularan masih terus terjadi di masyarakat.
Meski penularan masih terjadi, namun harapan mulai muncul dengan selesainya penelitian vaksin Covid-19 di berbagai negara.
Setidaknya ada 215 negara yang berusaha memperebutkan vaksin Covid-19. Indonesia pun termasuk negara yang berusaha mendapatkan vaksin untuk bisa mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.
Dengan adanya herd immunity, pandemi Covid-19 dipercaya akan bisa dikendalikan dan ekonomi nasional segera pulih. Indonesia akhirnya berhasil mendapatkan jutaan vaksin dari perusahaan asal China yakni Sinovac pada akhir 2020 lalu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan ada tujuh jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Tanah Air.
Ketetapan itu dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020 yang diteken pada Senin (28/12/2020).
Adapun jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia yaitu yang diproduksi PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac.
"(Menetapkan) sebagai jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," tulis keputusan tersebut.
Namun, ditegaskan bahwa pelaksanaan vaksinansi hanya dapat dilakukan setelah vaksin mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat (UEA) dari BPOM.
Selanjutnya, pemerintah dapat melakukan perubahan jenis vaksin Covid-19 berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group in Immunization) serta memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
Dengan ditekennya keputusan ini, maka Kepmenkes Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tidak berlaku.
Dalam Kepmenkes sebelumnya, vaksin Covid-19 produksi Novavax belum ditetapkan sebagai jenis vaksin yang dapat digunakan. "Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku," demikian bunyi keputusan itu.
Berikut penjelasan lebih rinci mengenai tujuh vaksin Covid-19 yang ditetapkan oleh Menkes:
1. Bio Farma PT Bio Farma (Persero)
Merupakan produsen vaksin virus corona dalam negeri. Demi mengatasi pandemi, pemerintah melakukan beberapa hal, termasuk pengadaan vaksin Covid-19.
Ada dua jalur yang yang ditempuh pemerintah untuk pengadaan vaksin yang melibatkan perusahaan BUMN tersebut.
Pertama, pemerintah melalui Bio Farma menjalin kerja sama dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech.
Kedua, mengadakan vaksin dalam negeri yang disebut vaksin Merah Putih. Vaksin tersebut merupakan kerja sama antara Bio Farma dan Lembaga Eijkman Institute.
Pada 28 November 2020, Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahwa sebanyak 1.620 relawan uji klinis tahap tiga vaksin Sinovac telah disuntik.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, pihaknya telah menerima 95 persen persyaratan mutu bakal vaksin Sinovac.
Namun, BPOM saat ini masih menanti hasil dari uji klinis tahap ketiga vaksin tersebut. Sementara terkait dengan vaksin Merah Putih, pemerintah berharap dapat selesai pada akhir 2021.
2. AstraZeneca
Uji coba yang dilakukan AstraZeneca dan Universitas Oxford menunjukkan vaksin virus corona produksinya memiliki keefektifan rata-rata 70 persen.
Dikutip dari BBC, Rabu (2/12/2020), data memperlihatkan vaksin AstraZeneca menunjukkan respons imun yang kuat pada orang tua.
Saat ini uji coba pada 20.000 sukarelawan masih berlanjut. Vaksin AstraZeneca dianggap mudah didistribusikan karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin.
Vaksin ini dibuat dari versi lemah virus flu biasa dari simpanse yang telah dimodifikasi agar tidak tumbuh pada manusia.
3. Moderna
Vaksin virus corona yang diproduksi Moderna telah diklaim memiliki efektivitas sebesar 94,5 persen.
Pada Senin (31/11/2020), Moderna menyatakan telah mengajukan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 kepada regulator Amerika Serikat dan Eropa.
Perusahaan itu mengeklaim efektivitas suntikan dan catatan keamanan vaksin virus corona buatannya baik. Sehingga, Moderna meyakini vaksin buatannya telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPOM AS (FDA) untuk penggunaan darurat.
4. Sinopharm
Dikutip dari The Guardian, 20 November 2020, di China setidaknya sudah ada hampir satu juta orang yang disuntik menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm, di bawah izin penggunaan darurat.
Vaksin tersebut saat ini masih dalam tahap pengujian yang belum sepenuhnya selesai. Sebelum vaksin Sinopharm terbukti berhasil seluruhnya, vaksin hanya digunakan pada pejabat China, pelajar, dan pekerja yang bepergian.
Sinopharm mengeklaim, individu yang melakukan vaksin telah melakukan perjalanan ke lebih dari 150 negara dan saat ini belum ada kasus temuan infeksi.
Vaksin Sinopharm masuk jajaran lima dari vaksin China yang melakukan uji klinis di luar negeri.
Pada September, Uni Emirat Arab menjadi negara pertama di luar China yang menyetujui penggunaan vaksin ini.
5. Pfizer and BioNTech
Pfizer dan BioNTech telah mengajukan penggunaan darurat vaksin virus corona yang diproduksinya ke BPOM AS dan Eropa.
Kandidat vaksin Pfizer-BioNTech, dari hasil uji coba terakhir pada 18 November, diklaim 95 persen efektif pada virus corona dan tidak menimbulkan risiko masalah keamanan.
Dilansir Reuters, Selasa (1/11/2020), Pfizer-BioNTech menyatakan vaksinnya akan dapat dipakai pada bulan ini di Eropa.
Penggunaan itu akan mulai dilakukan setelah pengajuan persetujuan penggunaan darurat Uni Eropa disetujui oleh European Medicines Agency (EMA).
6. Sinovac
Sinovac memberikan nama kadidat vaksin virus corona buatannya CoronaVac. Vaksin ini memakai versi non-infeksi dari virus corona untuk memicu respons imun.
Pada 17 November lalu, hasil uji coba awal Sinovac yang terbit di The Lancet disebutkan vaksin aman, tetapi hanya menghasilkan respons imun yang moderat dengan tingkat antibodi tak lebih tinggi dari antibodi yang dihasilkan oleh pasien yang pulih dari Covid-19.
Sinovac akhirnya mendapat izin penggunaan darurat atau EUA yang diterbitkan oleh BPOM pada Senin (11/1/2021).
Dengan terbitnya EUA, vaksin Sinovac secara resmi boleh digunakan untuk vaksinasi massal.
Target herd immunity Sementara itu, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia menargetkan sebanyak 181,5 juta jiwa penduduk mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Target tersebut bertujuan agar kekebalan kelompok bisa terbentuk dalam melawan virus corona penyebab Covid-19.
"Jadi kami memang menargetkan 181,5 juta jiwa mendapatkan vaksinasi Covid-19 sehingga kekebalan kelompok segera terjadi," kata Nadia kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).
Nadia menyebutkan, herd immunity akan tercapai tergantung pada dua hal. Kedua hal itu adalah eficacy (efektivitas vaksin), yang ditargetkan WHO sebesar 50 persen dan jumlah sasaran vaksinasi yang minimal 90-95 persen.
Selain itu, Indonesia juga menargetkan vaksinasi Covid-19 pada jumlah penduduk sebanyak itu dilaksanakan selama 15 bulan.
Setidaknya, kata dia, vaksinasi tersebut akan dilaksanakan mulai akhir Januari 2021 hingga April 2022. "Indonesia akan menyelesaikan dalam 15 bulan untuk vaksinasi, dari akhir Januari 2021 sampai April 2022," kata dia.
Nadia mengungkapkan, jumlah dosis vaksin Covid-19 yang disiapkan untuk target 15 bulan tersebut adalah sebanyak 420 juta dosis.
Di Indonesia, saat ini telah datang 3 juta vaksin Sinovac yang masih diuji klinis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di PT Bio Farma.
Indonesia juga telah menandatangani komitmen untuk pembelian masing-masing 50 juta dosis vaksin AstraZeneca dan Novavax.
Ini termasuk komunikasi untuk pembelian vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat dan Jerman, Pfizer.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setahun Covid-19 RI, Ini 7 Jenis Vaksin yang Jadi Harapan Akhiri Pandemi", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/03/03/09470601/setahun-covid-19-ri-ini-7-jenis-vaksin-yang-jadi-harapan-akhiri-pandemi?page=5.