Sebelumnya Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menghimbau sejumlah negara yang kelebihan pasokan vaksin untuk berbagi dengan negara lainnya.
Caranya dengan mendonasikan 10 juta dosis ke fasilitas COVAX yang dibangun demi distribusi vaksin yang lebih merata.
Beberapa negara yang memiliki kelebihan pasokan misalnya saja Amerika Serikat, Inggris dan negara Uni Eropa.
Sedangkan vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India terpaksa dibatasi pengirimannya dengan adanya pembatasan ekspor oleh negara tersebut.
Sertifikasi vaksin sebelumnya diwacanakan dijadikan syarat wajib bepergian khususnya untuk perjalanan internasional.
Meski demikian berbagai negara masih berbeda pandangan soal ini. Beberapa negara seperti Israel dan China telah melakukannya demi kemudahan perjalanan warga negaranya.
Sedangkan sejumlah negara di Eropa menerapkan paspor vaksin digital untuk menyelamatkan industri periwisatanya yang kolaps selama pandemi.
Namun sebaliknya, Amerika Serikat menyatakan tak tertarik untuk membuat sertifikat vaksin meski tak melarang penggunaannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Tolak Paspor vaksin Covid-19 Jadi Syarat Perjalanan ", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/07/145721920/who-tolak-paspor-vaksin-covid-19-jadi-syarat-perjalanan?page=2.