Ilustrasi
Ilustrasi ( shutterstock )

Yuk Istirahat Sejenak, Kesehatan Jiwa Perlu Langkah Nyata !

10 Juli 2021 09:15 WIB

SonoraBangka.id - Saat ini banyak sekali informasi dari media sosial dan tokoh-tokoh nasional mengenai kesehatan jiwa, membuat kata kunci terkait kesehatan jiwa, -seperti kecemasan, depresi, dan trigger-, menjadi familiar.

Seperti dikutip dari siaran pers dari Sehat Jiwa, pembahasan mengenai kesehatan jiwa umumnya berlandas kacamata kuratif.

Pendekatan tersebut lebih menyorot pada "masalah", "penyakit", "gangguan", serta bagaimana mengatasi kondisi-kondisi yang mengganggu.

Namun, ada sisi dari kesehatan jiwa yang belum terlalu diperhatikan, yaitu sisi preventif.

Sederhananya, usaha mencegah munculnya masalah kesehatan jiwa.

Selain itu, juga termasuk dukungan pada orang yang memiliki maupun tidak memiliki masalah kejiwaan untuk bertahan di kondisi yang baik (well-being).

Menurut Nur Ihsanti Amalia, Co-Founder Sehat Jiwa & Mental Health & Community Psychology Practitioner dari @sehatjiwa.id, kesehatan jiwa merupakan sebuah kondisi yang naik turun.

Sehat Jiwa dan Bahagia sendiri merupakan sebuah usaha sosial yang mendasarkan kegiatannya pada pikiran bahwa semua jiwa berharga, berhak untuk bahagia dan bisa berdaya dalam kehidupan.

"Yang perlu diperhatikan, bisa dimulai dari step kecil. Kenali diri sendiri dulu. Apalagi kalau usia milenial adalah usia produktif, kegiatan seabrek, banyak banget, dan banyak yang ingin dicoba." Demikian penuturan Nur dalam perbincangan "Pentingnya Investasi Kesehatan Jiwa untuk Millennial" di akun Instagram @my.kindoflife, Senin (31/5/2021) lalu.

Usia produktif ini, lanjut Nur, adalah saat tepat menjaga dan berinvestasi pada kesehatan jiwa.   

Ia menuturkan, selayaknya kita berusaha mengenali diri sendiri apakah tujuan yang ingin dicapai sudah benar, dan apakah sudah tepat apa yang sudah kita jalankan.

"Dari refleksi itu dulu, kita bisa tahu apa yang harus kita lakukan untuk kesehatan jiwa. Karena apa yang tepat untuk kita belum tentu tepat untuk yang lain," kata dia.

Menurut dia, seseorang saat ingin menggapai ambisinya kerap lupa, seperti sedang berlari sprint.

"Ada banyak tujuan-tujuan yang berusaha kita capai. Tapi lupa untuk berhenti dulu.

Tengok ke belakang, yang aku lakukan kemarin sudah tepat lakukan apa gak." "Sesi berhenti sejenak terlupakan, karena ambisi-ambisi yang ingin dikejar," ungkap Nur.

Nur menuturkan ada beberapa dampak yang dirasakan jika tantangan persaingan di dunia kerja tidak bisa teratasi.

Pertama adalah munculnya perasaan negatif seperti merasa sedih karena perasaan tidak bisa achieve atau mencapai tujuannya atau mimpinya.

"Lalu juga perasaan disosiasi, kita merasa kita tidak terhubung dan terkoneksi dengan lingkungan sosial kita," tutur Nur.

"Hal-hal yang sudah semakin cukup banyak tantangannya dan tidak bisa menghadapinya, emosi-emosi negatif ini jadi bom waktu," tambah Nur.

Ia menjelaskan, emosi yang tertumpuk itu pun menjadi meledak dan berdampak kepada  orang lain, seperti relasi ke teman dan pasangan jadi berpengaruh.

"Terberat jadi ke kesehatan jiwanya. Bisa menjadi gangguan kesehatan jiwanya," kata dia. 

Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada sesi merefleksi diri dan berinvestasi pada kesehatan jiwa.

Ia menyarankan, saat ini sudah ada banyak webinar mengenai kesehatan jiwa. Atau, bisa juga dengan mendengarkan podcast mengenai kesehatan jiwa.

Salah satu usaha yang dilakukan Sehat Jiwa dan Bahagia adalah membentuk layanan Kelompok Dukungan Psikososial Ruang Jiwa.

Anggotanya dimasukkan ke kelompok berdasarkan rentang usia dan ketertarikan atau hobi, bukan atas dasar gangguan atau masalah yang dimiliki.

Pengaturan ini didasarkan pada pandangan bahwa anggota dapat saling mendukung teman-teman kelompok dan memberikan perspektif baru dalam memandang masalah bagi anggotanya.

Sementara itu, anggota kelompok juga akan mendapat akses ke Well-Being Curriculum yang membantu mereka mencapai kondisi hidup yang bermakna dan bahagia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berhenti Sejenak, Kesehatan Jiwa Perlu Langkah Nyata", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/10/060000220/berhenti-sejenak-kesehatan-jiwa-perlu-langkah-nyata?page=3.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm