Tapi, jika pembicaraan personal mengarah pada pernyataan keluh kesah mengenai kehidupan rumah tangga yang ia jalani, membeberkan kejelekan pasangannya, dan mengucapkan kata-kata dalam bentuk loving atau membawa perasaan, maka kita wajib curiga.
Apalagi, jika perilaku ini juga mulai merambah pada pesan singkat di WhatsApp dan di jam-jam yang tidak lazim.
“Kita sebagai perempuan harus punya kepekaan. Kalau si atasan sudah mulai chat ke arah personal dan chat-nya bukan di jam-jam office hour dan sudah di luar topik pekerjaan, misal sangat personal dan ke arah mengajak nge-date, itu sudah di luar batas normal lagi.
Apalagi, dia sudah punya istri dan punya keluarga,” ujar Sukma Rani Moerkardjono, M.Si., psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana.
Selanjutnya, ada tindakan noverbal yang spontan hingga mengarah pada tindakan sexual harassment.
Misal, bos tiba-tiba merangkulkan tangannya di pundak kita, memegang tangan, menatap tidak biasa, dan melontarkan rayuan langsung yang membuat kita merasa tidak nyaman.
Jadi, mulai sekarang jangan sampai bingung lagi membedakan mana bos genit dan bos yang benar ramah ya ?