Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dijumpai di Kantornya, Selasa (20/4/2021).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dijumpai di Kantornya, Selasa (20/4/2021). ( (KOMPAS.com/Dian Erika ) )

Kemenkes Ungkap Jika Vaksin Nusantara Tidak Bisa Dikomersilkan

2 September 2021 08:30 WIB

SONORABANGKA.ID - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menuturkan, vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tak dapat dikomersialkan.

Hal ini dikarenakan vaksin Nusantara bersifat individual atau autologus. ''Sel dendritik bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri,'' kata Nadia seperti dikutip dari situs Kemenkes, Rabu (1/9/2021).

Walaubegitu, menurut Nadia, masyarakat tetap bisa mengakses vaksin Nusantara dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.


Penelitian itu berdasarkan nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI Angkatan Darat pada April lalu terkait dengan 'Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2'.

''Masyarakat yang menginginkan vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti.

Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut,'' ucap Nadia. Sebelumnya, sejumlah anggota Dewan serta tokoh memutuskan menjadi relawan vaksin Nusantara.

Pimpinan dan beberapa anggota DPR ikut menjadi relawan, yaitu Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Komisi IX Melki Laka Lena dan Nihayatul Wafiroh atau Ninik.

Pada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pada 16 Juni 2021, Terawan mengeklaim bahwa hampir 90 persen bahan pembuat vaksin Nusantara berasal dari Indonesia.

"Hampir 90 persen lebih, bahan produksinya sudah ada di Indonesia, bahkan dibuat di Indonesia," kata Terawan.

Dalam rapat itu Terawan pun menunjukkan berbagai alat kesehatan yang terdapat dalam perangkat vaksin Nusantara, yaitu Tabung LeucoSep dengan kode RM-221 berjumlah 4 per kit. Alat itu disebut berasal dari Indonesia.

Sumberkompas
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm