SonoraBangka.id - Sebagai orangtua, kita tentu harus menyiapkan banyak hal, termasuk menyiapkan biaya pendidikan anak demi pendidikan terbaik mereka kelak, sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
Apalagi, biaya pendidikan anak kini sudah semakin mahal setiap tahunnya!
Berdasarkan data yang dihimpun AIA Financial seperti dilansir dari Kompas.com, seseorang setidaknya membutuhkan Rp424 juta untuk menyekolahkan anaknya di universitas.
Meski terkesan sangat mahal, angka tersebut justru belum sebanding dengan biaya pendidikan di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Di dua negara tersebut, dana pendidikan yang dibutuhkan untuk menempuh perguruan tinggi bisa mencapai Rp1,8 miliar sampai Rp2,2 miliar!
Bisa dibayangkan biaya pendidikan anak di negara maju seperti Inggris atau Amerika Serikat. Tentu lebih mahal lagi!
Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatatkan, inflasi pendidikan di Indonesia setiap tahunnya bisa mencapai 10 persen hingga 15 persen per tahun.
Lantas, bagaimana cara paling strategis untuk menyiapkan biaya pendidikan anak sejak dini?
Salah satunya, dengan mengembangkan aset yang dimiliki.
“Kalau saya punya aset senilai Rp1 miliar sampai Rp2 miliar, mungkin saya akan beli asuransi jiwa Rp500 juta, kemudian sebagian yang lain investasi di instrumen lain, sebagian lagi rumah, campur-campur. Jadi alokasi aset itu penting,” ujar Lim.
2. Paham prioritas
Selain mengelola aset dengan baik untuk menyiapkan biaya pendidikan anak, orang tua juga harus mengenali prioritas apa yang harus didahulukan dalam mengelola dana pendidikan anak.
Selain itu, orang tua juga harus memahami kemampuan finansial mereka.
“Hal penting itu financial planning, termasuk pemasukan berapa pengeluaran berapa, identify your priority sehingga ada target untuk itu,” kata Lim.
3. Mengasuransikan dana pendidikan
Lim mengatakan, tingginya biaya pendidikan anak membuat kita perlu memikirkan opsi asuransi dana pendidikan.
Sehingga ketika orang tua sebagai pemegang polis harus berhadapan dengan berbagai risiko sehingga harus berhenti bekerja, sudah ada dana cadangan untuk pendidikan yang diasuransikan.
“Jadi kalau tiba-tiba orang tua terkena penyakit seperti stroke atau heart attack, financial planning menjadi penting. Jadi ketika orang tua tidak ada, sudah tahu harus gimana,” ujar Lim.
Selanjutnya, dana yang dialokasikan orang tua untuk asuransi pendidikan setidaknya sebesar 1 persen hingga 20 persen dari pendapatan.
“Asuransi itu kan sebenarnya risk management tool, dia bisa bantu ketika ada kejadian atau sesuatu,” ujar Lim.
Nah, semoga bisa direalisasikan ya?