SONORABANGKA.ID - Sebulan menjelang bulan Ramadhan, sejumlah harga barang pokok merangkak naik. Terutama dari kebutuhan dapur seperti minyak goreng, tempe tahu, daging sapi hingga gas elpiji non subsidi.
Kabid pengendalian perdagangan dan Perlindungan Konsumen Disperindag Bangka Belitung, Fadjri Djagahitam, menyebutkan sejumlah barang kebutuhan mengalami kenaikan karena beberapa faktor.
"Seperti harga elpiji non subsidi itu, oleh pemerintah diserahkan ke mekanisme pasar. Jadi, pertamina menentukan harga non subsidi berdasarkan harga perekonomian di dunia ada kenaikan minyak gas. Sehingga pertamina menjual non subsidi Rp 15.500 perkilogram," ujar Fadjri kepada Bangkapos.com, Rabu (2/3/2022).
Selain itu, Fadjri menuturkan mekanisme pasar juga menjadi pengaruh kenaikan sejumlah barang kebutuhan.
"Termasuk pengaruh dari harga minyak dan gas dunia yang meroket karena dampak perang Ukraina dan Rusia. Kemudian hukum ekonomi, misalnya di pasar ketika jeruk 10 kilo dibeli banyak, otomatis harus dibagi rata-rata. Akibatnya, menjadi mahal, karena kebutuhan masyarakat,"ucapnya.
Ia mengatakan, terkait banyaknya keluhan isi gas non elpiji cepat habis, harus dilaporkan ke kantor disperindag di kabupaten/kota atau Pemprov Babel secara resmi.
"Apabila konsumen mengeluh dalam membeli gas elpiji non subsidi, harganya mahal dan isinya kadang tidak sesuai dengan berat bersihnya. Jadi laporkan saja ke kami, kami akan memanggil pihak agen, terkait laporan konsumen yang melaporkan secara resmi," katanya.
Lebih jauh, Fadjri mengakui bila selain gas non subsidi naik harga, komoditi lainya juga mengalami hal serupa, seperti kacang kedelai hingga daging sapi.
"Jadi beberapa komoditi mengalami kenaikan, masyarakat sebagai konsumen harus bijak. Artinya, dalam keadaan serba naik ekonomi dunia naik, dan belanja daya beli masyarakat naik karena kecenderungan ekonomi membaik,"ucapnya.
Menurutnya, posisi penjual saat ini juga terhimpit, karena harga jual yang tinggi berpengaruh terhadap daya beli oleh konsumen.
"Dasarnya penjualan juga tidak mau jualan dengan harga tinggi. Tetapi memang mekanisme pasar yang menentukan," tambahnya.
Fajri menegaskan pihaknya tak akan tinggal diam untuk mengawasi harga sejumlah komoditi jelang puasa ramadhan dan lebaran, untuk tidak naik terlalu tinggi.
"Satgas pangan akan mengawasi, terkait potensi beberapa komodiri akan naik menjelang puasa dan lebaran ini. Kita akan mencoba mencarikan solusi mengendalikan harga ini. Naiknya jangan terlalu tinggi. Terutama dari daging sapi, kedelai, telur dan cabai," katanya.
"Kami akan mengontrol, karena alasan naik ini macam-macam. Tetapi kita akan pantau pasokanya dari badan karantina, dinas pertanian apakah jumlah pasokanya tetap atau memang terbatas. Ini perlu dilakukan pengendalian karena terkait kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Diketahui untuk komoditi yang kembali naik baru-baru ini, yaitu daging sapi yang semula seharga Rp 125.000 per kilogram naik menjadi Rp 130.000 per kilogramnya.
Lalu, PT Pertamina melakukan penyesuaian harga gas elpiji ukuran 5,5kg dan 12 kg per 27 Februari 2022. Diberlakukan untuk Bright Gas 5,5 Kg seharga Rp 94.000 dan Bright Gas 12 Kg seharga Rp 197.000.
Harga tersebut berlaku di wilayah Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sebulan Jelang Puasa Harga Barang Pokok di Bangka Belitung Alami Kenaikan, Ternyata Ini Penyebabnya, https://bangka.tribunnews.com/2022/03/02/sebulan-jelang-puasa-harga-barang-pokok-di-bangka-belitung-alami-kenaikan-ternyata-ini-penyebabnya?page=2.