Gubernur Bangka Belitung Erzaldi, meninjau harga kebutuhan pokok di pasar Pagi Kota Pangkalpinang.
Gubernur Bangka Belitung Erzaldi, meninjau harga kebutuhan pokok di pasar Pagi Kota Pangkalpinang. ( Bangkapos.com/Anthoni Ramli )

Jelang Ramadhan Harga Barang Pokok di Bangka Belitung Naik, Ini Penyebabnya

2 Maret 2022 13:49 WIB

SONORABANGKA.ID - Sebulan menjelang bulan Ramadhan, sejumlah harga barang pokok merangkak naik. Terutama dari kebutuhan dapur seperti minyak goreng, tempe tahu, daging sapi hingga gas elpiji non subsidi.

Kabid pengendalian perdagangan dan Perlindungan Konsumen Disperindag Bangka Belitung, Fadjri Djagahitam, menyebutkan sejumlah barang kebutuhan mengalami kenaikan karena beberapa faktor.

"Seperti harga elpiji non subsidi itu, oleh pemerintah diserahkan ke mekanisme pasar. Jadi, pertamina menentukan harga non subsidi berdasarkan harga perekonomian di dunia ada kenaikan minyak gas. Sehingga pertamina menjual non subsidi Rp 15.500 perkilogram," ujar Fadjri kepada Bangkapos.com, Rabu (2/3/2022).

Selain itu, Fadjri menuturkan mekanisme pasar juga menjadi pengaruh kenaikan sejumlah barang kebutuhan.

"Termasuk pengaruh dari harga minyak dan gas dunia yang meroket karena dampak perang Ukraina dan Rusia. Kemudian hukum ekonomi, misalnya di pasar ketika jeruk 10 kilo dibeli banyak, otomatis harus dibagi rata-rata. Akibatnya, menjadi mahal, karena kebutuhan masyarakat,"ucapnya.

Ia mengatakan, terkait banyaknya keluhan isi gas non elpiji cepat habis, harus dilaporkan ke kantor disperindag di kabupaten/kota atau Pemprov Babel secara resmi.

"Apabila konsumen mengeluh dalam membeli gas elpiji non subsidi, harganya mahal dan isinya kadang tidak sesuai dengan berat bersihnya. Jadi laporkan saja ke kami, kami akan memanggil pihak agen, terkait laporan konsumen yang melaporkan secara resmi," katanya.

Lebih jauh, Fadjri mengakui bila selain gas non subsidi naik harga, komoditi lainya juga mengalami hal serupa, seperti kacang kedelai hingga daging sapi.

"Jadi beberapa komoditi mengalami kenaikan, masyarakat sebagai konsumen harus bijak. Artinya, dalam keadaan serba naik ekonomi dunia naik, dan belanja daya beli masyarakat naik karena kecenderungan ekonomi membaik,"ucapnya.

Menurutnya, posisi penjual saat ini juga terhimpit, karena harga jual yang tinggi berpengaruh terhadap daya beli oleh konsumen.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm