Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi ibu dan anak ( Ketut Subiyanto )

Ini Tips Memilih Sekolah Menurut Ahli, Jangan Hanya Ikut-ikutan!

4 Maret 2022 07:24 WIB

Tentu saja ini semua ini kembali kepada tujuan pendidikan yang Anda inginkan.

2. Minat dan Cara Belajar Anak

Selanjutnya, yang bisa dijadikan pertimbangan saat memilih sekolah untuk anak adalah memerhatikan minat, bakat, dan juga cara belajar anak.

Jika diibaratkan, anak dan sekolah bagaikan tanah dan benih, sehingga jika ada salah satu saja yang tidak cocok tentu tidak akan tumbuh dengan maksimal. 

“Jadi jangan sampai sudah masukin anak di sekolah unggulan, tapi kok, anak saya di situ enggak pinter, akhirnya antara menyalahkan anak atau sekolah. Padahal ini benih dan tanahnya enggak cocok,” ujar Monic.

Setidaknya ada 3 gaya belajar anak. Pertama, gaya auditori (pendengaran) di mana anak lebih suka belajar dengan cara mendengarkan, menghafal, dan membaca. Kedua, ada gaya visual (melihat), di mana anak lebih mudah ingat dengan cara melihat.

Misalnya saat membaca bukunya ditandai dengan stabilo, bikin mind map, itu akan lebih mudah baginya.

Ketiga, ada gaya belajar kinestetik (gerak), yaitu proses belajar yang membutuhkan banyak gerak, semisal pelajaran olahraga dan percobaan-percobaan sains.

3. Kesiapan Anak

Yang tak kalah penting adalah mempersiapkan si kecil untuk sekolah, pasalnya tidak sedikit anak yang mengalami separation anxiety ketika mulai sekolah.

Sehingga dari jauh-jauh hari, sebaiknya orangtua mulai memperkenalkan anak bahwa ia akan sekolah.

Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan mulai melatih anak bermain sendiri tanpa didampingi orangtua, misalnya satu jam dalam sehari.

Setiap anak memiliki kesiapan mental yang berbeda, sebaiknya orang tua tidak memaksakan anak sekolah jika memang belum siap.

“Masukkan anak ketika mereka siap, bisa secara berkala, jangan langsung setiap hari. Ambillah yang mulai seminggu dua kali setelah itu seminggu tiga kali dan juga orangtua bisa lebih dulu menemani anak di dalam kelas, jadi kita prosesnya itu progresif,” jelas Monic.

Diungkapkan Monic bahwa, jika secara penelitian, psikologis anak-anak itu ketika di bawah usia 5 tahun memang tidak diwajibkan masuk PAUD.

Ada anak usai 2 tahun dimasukkan PAUD mereka happy, artinya mereka memang sudah siap untuk berpisah dengan orang tua walaupun hanya 2 jam.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm