Berdasarkan penelitian dari Biospace, tercatat sebesar 229 juta kasus malaria di dunia pada 2019, dengan kematian mencapai 400.000 jiwa.
Sedangkan demam kuning adalah virus yang disebarkan oleh nyamuk, salah satunya nyamuk jenis Aedes aegypti.
Penderita akan mulai merasakan gejala 4-7 hari setelah gigitan. Gejalanya yang dirasakan biasanya demam parah, sakit kepala, dan mual.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa ada antara 84.000-170.000 kasus demam kuning setiap tahun. Serta 60.000 kematian yang disebabkan oleh penyakit ini.
2. Lebah
Menurut banyak penelitian di Australia, lebah dan tawon merupakan hewan penyengat paling berbahaya di sana.
Ini karena, sengatan lebah dan tawon bisa menyebabkan banyak orang harus dibawa ke rumah sakit.
Tim peneliti kesehatan masyarakat yang dipimpin oleh Ronelle Welton dari University of Melbourne, mengungkapkan bahwa dari tahun 2000-2013, sebanyak 42.000 menjalani rawat inap di rumah sakit karena sengatan dan gigitan hewan.
Sengatan yang dimaksud antara lain 31 persen sengatan lebah dan tawon, 30 persen sengatan laba-laba, dan 15 persen gigitan ular.
Selain itu, menurut penelitian tersebut juga menyebutkan, bahwa sengatan lebah dan tawon dianggap tidak kalah berbahaya dibanding gigitan ular.
Sebab dari 64 korban tak terselamatkan akibat gigitan dan sengatan hewan, 27 orang meninggal karena gigitan ular, dan dengan jumlah yang sama karena sengatan lebah.
3. Laba-Laba
Meskipun laba-laba sebenarnya tidak termasuk serangga, namun hewan ini bisa menggigit manusia ketika merasa terancam.
Tidak semua laba-laba bisa menggigit manusia, sebab taring mereka terlalu pendek untuk menembus kulit kita.
Dikutip dari Mayo Clinic, ada dua jenis laba-laba yang mampu menggigit manusia, yaitu laba-laba janda hitam dan laba-laba pertapa cokelat.
Gigitan laba-laba janda hitam memang tidak mematikan, namun dapat menimbulkan kram parah, gatal, mual, muntah, hingga sulit bernapas.
Sedangkan gigitan laba-laba pertapa cokelat dapat menyebabkan luka pada kulit manusia yang digigit.