SONORABANGKA.ID - Hingga saat ini ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) belum lancar akibat ketersediaan kapal yang masih minim. Hal ini tentu berimbas pada kapasitas tangki minyak sawit yang sudah penuh akibat terhambatnya ekspor komoditas tersebut.
Itu adalah satu dari berbagai keluhan yang disampaikan petani, distributor hingga eksportir sawit dari Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) kepada pemerintah pusat yang difasilitasi Pemprov Kep Babel pada rapat koordinasi membahas permasalahan Harga Tandan Buah Segar(TBS) dan proses perizinan ekspor kelapa sawit secara virtual, Rabu malam (7/7/2022).
Merespon hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel, Ridwan Djamaluddin akan membantu berkoordinasi dengan Indonesian National Shipowners Association (INSA) seandainya ada kesulitan pada masalah logistik kapal angkutan.
"Artinya Pemprov Kep Babel mendukung bagaimana untuk meningkatkan harga TBS dan ekspor CPO kembali lancar, namun semua regulasi ada di pemerintah pusat," katanya.
Selain itu dirinya juga menyetujui usulan agar pemerintah pusat menurunkan tarif PE (Pungutan Ekspor) CPO yang selama ini dibebankan kepada petani sawit.
"Termasuk regulasi agar jangan dibuat repot, karena saya mendapat laporan bahwa proses di Kementerian Perdagangan RI yang masih rumit," pungkasnya.