Penyumbang kasus HIV terbanyak, masih didominasi oleh kalangan heteroseksual atau orang yang berbeda jenis kelamin dengan jumlah 20 kasus. Disusul Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) sebanyak 18 kasus.
Terdapat tujuh faktor risiko HIV, yakni heteroseksual, LSL, pasangan Risti (risiko tinggi), Tuberkulosis (TB), ibu hamil, wanita pekerja seks dan wanita pria (waria).
Tren penularan HIV setiap tahun terus mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2022 ini saja empat sampai lima kasus.
Terlebih beberapa bulan lalu, belasan kasus HIV ditemukan di Pangkalpinang dalam kurun waktu satu bulan. Bahkan terdapat anak-anak yang terjangkit HIV, namun Aspin tak menjelaskan lebih jauh.
"Yang jelas, rentang usia itu mereka merupakan usia produktif. Kalau pada anak-anak itu ada, dari orang tua yang positif HIV," ucapnya.
Aspin mengatakan, selama kurun waktu 14 tahun terakhir, sejak 2007 hingga 2022, sebanyak 510 kasus HIV/AIDS yang menjalani pengobatan di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.
Jumlah itu, tak semuanya merupakan warga Kota Pangkalpinang. Melainkan ada pula dari daerah kabupaten penyangga lainnya yang menjalani pengobatan di RSUD, walaupun tidak banyak.
Mulai dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Selatan hingga Kabupaten Bangka Tengah, yang mengambil obat di RSUD Depati Hamzah.
"Untuk penyediaan obat Alhamdulillah sampai saat ini kita masih di suplai dari pemerintah pusat. Jadi pusat menyuplai ke provinsi dan kemudian ke kabupaten kota," ucapnya.
Minta Tak Didiskriminasi