Misalnya, si kakak memiliki bakat matematika luar biasa, sedangkan adiknya memiliki bakat bermusik.
Ini bukan berarti si adik tidak cerdas dalam pelajaran akademik, mereka memiliki kecerdasan musikal untuk gaya belajarnya.
4. Obsesi pada kesuksesan
Ada orang tua yang terobsesi mendorong anaknya agar sukses, yang mengartikan bahwa orang tuanya juga sukses dalam pengasuhan.
Contohnya, mengikutsertakan anak-anak dalam banyak kegiatan ekstrakurikuler yang memungkinkan mereka mengasah keterampilannya.
Namun, obsesi memiliki anak sukses yang hanya menuai prestasi dalam segala hal hanya berkontribusi menciptakan anak-anak yang tidak bahagia.
Pada akhirnya mereka hanya memenuhi harapan orang tuanya tanpa memuaskan keinginannya sendiri.
5. Bersembunyi saat sedih
Orang tua sering kali mencoba menggambarkan citra kesempurnaan dan menghindari menunjukkan diri mereka sedang sedih.
Perasaan tak bisa diremehkan, tetapi harus disalurkan agar anak tidak menyembunyikannya ketika mereka mengalami krisis pada saat-saat tertentu dalam hidupnya.
Namun, penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa orang dewasa juga memiliki saat-saat apatis atau kesedihan.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/532925655/5-pola-asuh-masa-lalu-yang-tidak-relevan-untuk-diterapkan-pada-anak?page=all