Bunga tertentu sering dikaitkan dengan musim mekarnya. Dalam merangkai bunga tradisional Asia, seseorang akan bercita-cita untuk menggunakan bunga yang sedang musim untuk mewujudkan apa yang ada saat ini.
Secara tradisional, ada bunga tertentu yang diasosiasikan dengan masing-masing dari empat musim. Bunga peony terhubung ke musim semi karena biasanya saat mekar.
Musim panas dihubungkan dengan bunga teratai, musim gugur dengan bunga krisan, dan musim dingin dengan bunga plum.
Penggambaran bunga peony sering digunakan untuk mewakili esensi musim semi, yang juga terhubung dengan elemen kayu. Kayu terkait dengan kualitas kebaikan, fleksibilitas, pertumbuhan, dan kasih sayang.
Peony dianggap sebagai bunga kerajaan yang mewakili romansa dan keanggunan, dan juga merupakan salah satu bunga utama yang ditemukan dalam lukisan tradisional Buddha thangka. Dalam lukisan thangka, Anda akan sering melihat dewa, seperti buddha atau bodhisattva, memegang satu atau lebih bunga peony.
Bunga peony sering ditampilkan dalam tiga tahap berbeda, yakni kuncup yang melambangkan kelahiran sesuatu yang baru, setengah mekar yang mewakili momen saat ini, dan mekar penuh yang melambangkan usia, kematian, dan kejatuhan.
Perkembangan ini juga merupakan sebuah siklus karena setelah kematian, Anda terlahir kembali. Ketiga fase ini juga terhubung dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dalam feng shui, bunga juga memiliki hubungan dengan ketidakkekalan karena begitu dipotong, mereka akan mati secara perlahan.
Di semua budaya, orang menghargai energi unik bunga, dan keindahan sementara mereka dapat mendorong kita untuk hadir lebih penuh.
Bunga peony juga bisa mewakili keberuntungan dan keinginan romantis dalam budaya tradisional Tiongkok. Bunga peony yang yang penuh dan lezat mewujudkan banyak gairah.
Sangat menguntungkan untuk menempatkan bunga peony di tempat seperti ruang tamu dengan tujuan mengundang pasangan baru untuk diri sendiri atau anak-anak Anda.