Kamu bisa berperilaku dan mengatakan kalimat berikut ini untuk mengajarkan empati pada anak:
- "Ibu lihat Adek kesulitan. Kira-kira bagaimana agar kamu bisa melakukannya dengan lebih mudah, ya?"
- "Dek, yuk olahraga bersama ibu supaya kita sehat. Ibu juga ingin mengurangi makanan manis supaya lebih sehat."
2. Orang Tua Terlalu Dominan dan Mengontrol
Orang tua yang terlalu dominan dan mengontrol dengan membuat semua aturan juga berpotensi membuat anak jadi perundung.
Anak tidak mempunyai ruang gerak dan kesempatan untuk menyampaikan ide atau emosi yang membuatnya tidak nyaman.
Sikap seperti itu dapat membuat anak merasa ditekan emosinya terus-menerus.
Sehingga saat berada di luar keluarga, ia mencari 'sasaran' untuk mengeluarkan emosinya.
Pritta Tyas menyarankan bahwa orang tua harus melibatkan anak dalam membuat aturan dan mengajak mereka berdiskusi.
Ini membuat anak merasa aman karena bisa mengekspresikan berbagai macam emosi dalam dirinya di rumah.
3. Orang Tua Tidak Memberikan Teladan
Orang tua semestinya memberikan teladan tentang berempati, menolong, melihat sudut pandang orang lain, dan keberagaman.
Salah satu cara yang paling mudah adalah tidak membanding-bandingkan anak dengan anak lain.
Berikan contoh nyata tentang empati dan terbuka terhadap sudut pandang orang lain dengan menerima pendapat.
Terapkan perilaku tersebut kepada orang terdekat, mulai dari pasangan, anak, dan anggota keluarga lainnya.
Itulah sikap dan perilaku yang harus kamu hindari agar anak tidak menjadi pelaku perundungan.
Jadi, diusahakan kita harus menjadi rumah yang aman bagi anak. Hujani mereka dengan cinta kasih sebelum bermasyarakat.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/533718045/ramai-kasus-perundungan-3-perilaku-orang-tua-ini-bisa-bikin-anak-jadi-pelaku-bully?page=all