"Contohnya, kalau Ophiuchus dimasukkan, Scorpius itu hanya berdurasi sekitar belasan hari saja, sementara porsi yang lebih banyak ada di Ophiuchus," jelasnya.
Kembali diusulkan oleh Walter Berg
Andi menerangkan, sistem tiga belas zodiak dengan tambahan Ophiuchus pertama kali diperkenalkan pada 1995 oleh astrolog Inggris, Walter Berg.
Tapi, Walter Berg tidak menggunakan posisi zodiak sebagaimana saat era Babilonia. Sebab, presesi membuat posisi zodiak terus bergeser dari titik sebelumnya seiring berjalannya waktu.
"Kalau di era Babilonia itu bujur nol ada di Taurus, itu tahun 2000 SM, kemudian di tahun 500 SM si bujur nol ada di konstelasi Aries," kata dia.
Sama seperti zaman Babilonia, dari Taurus mundur menjadi Aries, sehingga Walter Berg pun mulai memperkenalkan sistem siderial.
Sistem siderial ini, menurut Andi, menggunakan posisi bintang sejati sebagaimana posisi bintang itu berada.
Andi menyampaikan, perubahan posisi ini tidak terasa dan hanya terjadi setiap 70-72 untuk satu derajatnya.
Kendati begitu, satu derajat ini akan terakumulasi menjadi bergeser satu zodiak dalam kurun waktu 2000 tahun.
Atas dasar itulah, Walter Berg mengusulkan sistem siderial daripada sistem tropis yang mengacu pada vernal equinox di belahan Bumi utara.
"Inilah yang kemudian Walter Berg usulkan, alih-alih menggunakan sistem tropis, dia mengusulkan sistem siderial yang sebenarnya sudah lama dipakai dalam astrologi," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Zodiak Kini Jadi 13 dengan Tambahan Ophiucus, Ini Penjelasan BRIN", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/09/191500565/ramai-soal-zodiak-kini-jadi-13-dengan-tambahan-ophiucus-ini-penjelasan-brin?page=all#page2.