Ilustrasi zodiak Ophiuchus.(ripleys.com)
Ilustrasi zodiak Ophiuchus.(ripleys.com) ( TRIBUNNEWSWIKI.COM)

Ramai Mengenai Zodiak Kini Jadi 13 dengan Tambahan Ophiucus, Ini Penjelasan BRIN

9 April 2023 21:50 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Sebuah video yang menyebut zodiak kini berjumlah tiga belas dengan tambahan Ophiuchus, viral di media sosial TikTok.

Diunggah oleh akun ini, Rabu (22/3/2023), video memuat sebuah tabel perbandingan dua belas zodiak lama dengan tiga belas zodiak baru.

Kehadiran Ophiuchus pun menggeser rentang tanggal zodiak sebelumnya menjadi lebih singkat.

Misalnya, zodiak Scorpio yang semula 23 Oktober-22 November, menjadi hanya 23-29 November. Adapun Ophiuchus, disebutkan ada di rentang 29 November hingga 17 Desember.

Menarik perhatian warganet, video perubahan zodiak ini telah ditonton lebih dari 6,1 juta kali dan disukai lebih dari 465.000 pengguna hingga Minggu (9/4/2023).

Lantas, benarkah kini zodiak berjumlah 13 dengan tambahan Ophiuchus?

Penjelasan BRIN

Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, zodiak yang ada di bidang ekliptika atau bidang edar Bumi mengelilingi Matahari hanya berjumlah dua belas.

"Mengapa hanya dua belas? Karena untuk mensinkronkan antara jumlah zodiak dengan jumlah bulan yang ada di kalender Masehi," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Namun begitu, Andi mengungkapkan, Ophiuchus sebenarnya sudah ada sejak zaman Babilonia, sekitar 2000 SM.

Lantaran mengalami presesi seiring perkembangan zaman, maka beberapa zodiak pun bergeser dari bidang ekliptika, termasuk Ophiuchus.

Presesi sendiri merupakan gerak Bumi yang seperti gasing, menunduk dan mendongak ke arah bintang kutub tertentu.

Menurut dia, presesi memiliki dua efek, yakni mengubah bintang kutub dalam jangka waktu lama, serta menggeser posisi zodiak dari titik sebelumnya.

"Dan selang beberapa ribu tahun setelahnya, barulah Ophiuchus terlihat muncul kembali di ekliptika," ungkapnya.

Lebih lanjut Andi menjelaskan, saat belum ditetapkan batas konstelasi oleh Uni Astronomi Internasional (IAU), baik para astronom maupun astrolog membagi ekliptika menjadi 12 bagian sama rata.

Dengan begitu, setiap zodiak mempunyai porsi sebesar 30 derajat. Ketentuan ini pun masih dipertahankan sampai sekarang dan bertujuan untuk menyatakan posisi benda-benda langit.

"Itu (menentukan posisi benda langit) selain menggunakan nilai bujur ekliptika, juga menggunakan zodiak," terang Andi.

"Dalam satu zodiak, dulu sebelum ditemukan batas, itu bisa mencapai 30 derajat. Jadi setelah lewat dari 30 derajat akan berganti ke zodiak berikutnya," lanjutnya.

Tapi kini, beberapa pakar mengusulkan batas-batas konstelasi atau rasi bintang, tetapi cuma segelintir yang menggunakannya.

Sebab, menurut Andi, batas-batas baru ini akan membuat wilayah atau porsi setiap zodiak berbeda dan tidak rata.

"Contohnya, kalau Ophiuchus dimasukkan, Scorpius itu hanya berdurasi sekitar belasan hari saja, sementara porsi yang lebih banyak ada di Ophiuchus," jelasnya.

Kembali diusulkan oleh Walter Berg

Andi menerangkan, sistem tiga belas zodiak dengan tambahan Ophiuchus pertama kali diperkenalkan pada 1995 oleh astrolog Inggris, Walter Berg.

Tapi, Walter Berg tidak menggunakan posisi zodiak sebagaimana saat era Babilonia. Sebab, presesi membuat posisi zodiak terus bergeser dari titik sebelumnya seiring berjalannya waktu.

"Kalau di era Babilonia itu bujur nol ada di Taurus, itu tahun 2000 SM, kemudian di tahun 500 SM si bujur nol ada di konstelasi Aries," kata dia.

Sama seperti zaman Babilonia, dari Taurus mundur menjadi Aries, sehingga Walter Berg pun mulai memperkenalkan sistem siderial.

Sistem siderial ini, menurut Andi, menggunakan posisi bintang sejati sebagaimana posisi bintang itu berada.

Andi menyampaikan, perubahan posisi ini tidak terasa dan hanya terjadi setiap 70-72 untuk satu derajatnya.

Kendati begitu, satu derajat ini akan terakumulasi menjadi bergeser satu zodiak dalam kurun waktu 2000 tahun.

Atas dasar itulah, Walter Berg mengusulkan sistem siderial daripada sistem tropis yang mengacu pada vernal equinox di belahan Bumi utara.

"Inilah yang kemudian Walter Berg usulkan, alih-alih menggunakan sistem tropis, dia mengusulkan sistem siderial yang sebenarnya sudah lama dipakai dalam astrologi," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Zodiak Kini Jadi 13 dengan Tambahan Ophiucus, Ini Penjelasan BRIN", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/09/191500565/ramai-soal-zodiak-kini-jadi-13-dengan-tambahan-ophiucus-ini-penjelasan-brin?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm