Sambung dia, pemerintah kota sendiri turut mengapresiasi adanya komunitas literasi Read Aloud di Kota Pangkalpinang.
Tak hanya membuat membaca jadi lebih menyenangkan, Read Aloud juga diyakini mampu meningkatkan komunikasi berbahasa anak dan kemampuan komunikasi numerik. Tentunya budaya membaca ini perlu didukung untuk meningkatkan literasi.
Kiprah komunitas Read Aloud sendiri menurutnya sudah sangat dirasakan di Kota Pangkalpinang. Maka dari itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan terus membuka diri apabila ada kegiatan yang melibatkan komunitas tersebut.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengundang Persatuan Tunanetra Bangka Belitung dan tunanetra dari Sekolah Luar Biasa (SLB) berjumlah 20 orang.
“Kita apresiasi kiprah mereka untuk mendukung pengembangan budaya baca di Kota Pangkalpinang. Sangat luar biasa, dimana kami selalu membuka diri dengan setiap kegiatan-kegiatan yang melibatkan komunitas Read Aloud,” ungkapnya.
Walaupun demikian kata Eti, momentum Ramadhlan 1444 hijriah saat ini dinilai sangat tepat dalam penyelenggaraan sosialisasi Al-Qur`an braille kepada komunitas tuna netra.
Oleh sebab itu, ia mengajak dan mengimbau kepada masyarakat dan pegawai di Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk membantu menginformasikan kegiatan positif ini.
Terutama kepada penyandang disabilitas tuna netra yang ada di lingkungan masing-masing. Sehingga bisa menimbulkan dampak positif, sekaligus sebagai wadah dan sarana ibadah pada hari dan bulan yang baik ini.
“Makanya kita minta bantu masyarakat agar diinformasikan kepada saudara-saudara tuna netra kita. Kita menginginkan kegiatan ini diikuti oleh banyak peserta,” pungkas Eti.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Dispersip Pangkalpinang Ajak Komunitas Tingkatkan Minat Baca Al-Qur'an Braille, https://bangka.tribunnews.com/2023/04/12/dispersip-pangkalpinang-ajak-komunitas-tingkatkan-minat-baca-al-quran-braille.