SonoraBangka.id - Pemerintah Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung mulai melakukan diseminasi penggunaan Al-Qur’an braille kepada penyandang disabilitas tunanetra yang ada di daerah itu.
Terutama untuk dapat memanfaatkan Al-Qur’an braille yang ada di Perpustakaan Kota Pangkalpinang.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Pangkalpinang, Eti Fahriaty mengungkapkan, sebagai institusi yang menyelenggarakan layanan penyediaan referensi buku terpadu, pihaknya terus mengembangkan program yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Caranya dengan melakukan diseminasi Al-Qur’an braille. Diseminasi sendiri adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Di mana kegiatan itu akan dimulai pada Kamis (13/4) besok.
“Diseiminasi Al-Qur`an braille kepada komunitas tunanetra rencananya dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 April besok,” kata Eti kepada Bangkapos.com, Rabu (12/4/2023).
Eti berujar, ada beberapa alasan dilakukannya diseminasi Al-Qur’an braille ini. Hal ini karena minimnya masyarakat yang memanfaatkan Al-Qur’an braille tersebut.
Maka dari itu, penyediaan fasilitas tersebut mulai disosialisasikan kepada masyarakat. Terlebih saat ini bertepatan dengan momentum bulan suci Ramadan.
Kegiatan tersebut nantinya juga turut menggandeng komunitas literasi yang ada. Yakni komunitas Read Aloud Pangkalpinang. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia,
Read Aloud artinya membaca lantang, atau di Komunitas Read Aloud diterjemahkan menjadi membaca nyaring. Komunitas itu merupakan komunitas literasi yang tujuannya mengampanyekan kegiatan membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan.
“Ini bermula di Perpustakaan ada Al-Qur’an braille, tetapi tidak ada siapa pun yang memakai Padahal itu bantuan pengadaan dari Perpustakaan Nasional. Maka momen bulan Ramadan ini kita sosialisasikan,” bebernya.
Sambung dia, pemerintah kota sendiri turut mengapresiasi adanya komunitas literasi Read Aloud di Kota Pangkalpinang.
Tak hanya membuat membaca jadi lebih menyenangkan, Read Aloud juga diyakini mampu meningkatkan komunikasi berbahasa anak dan kemampuan komunikasi numerik. Tentunya budaya membaca ini perlu didukung untuk meningkatkan literasi.
Kiprah komunitas Read Aloud sendiri menurutnya sudah sangat dirasakan di Kota Pangkalpinang. Maka dari itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan terus membuka diri apabila ada kegiatan yang melibatkan komunitas tersebut.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengundang Persatuan Tunanetra Bangka Belitung dan tunanetra dari Sekolah Luar Biasa (SLB) berjumlah 20 orang.
“Kita apresiasi kiprah mereka untuk mendukung pengembangan budaya baca di Kota Pangkalpinang. Sangat luar biasa, dimana kami selalu membuka diri dengan setiap kegiatan-kegiatan yang melibatkan komunitas Read Aloud,” ungkapnya.
Walaupun demikian kata Eti, momentum Ramadhlan 1444 hijriah saat ini dinilai sangat tepat dalam penyelenggaraan sosialisasi Al-Qur`an braille kepada komunitas tuna netra.
Oleh sebab itu, ia mengajak dan mengimbau kepada masyarakat dan pegawai di Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk membantu menginformasikan kegiatan positif ini.
Terutama kepada penyandang disabilitas tuna netra yang ada di lingkungan masing-masing. Sehingga bisa menimbulkan dampak positif, sekaligus sebagai wadah dan sarana ibadah pada hari dan bulan yang baik ini.
“Makanya kita minta bantu masyarakat agar diinformasikan kepada saudara-saudara tuna netra kita. Kita menginginkan kegiatan ini diikuti oleh banyak peserta,” pungkas Eti.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Dispersip Pangkalpinang Ajak Komunitas Tingkatkan Minat Baca Al-Qur'an Braille, https://bangka.tribunnews.com/2023/04/12/dispersip-pangkalpinang-ajak-komunitas-tingkatkan-minat-baca-al-quran-braille.