Biasanya, fenomena ini ditandai oleh peningkatan suhu yang drastis, penurunan kelembapan, dan angin kencang.
Di saat fenomena heat burst berlangsung, suhu udara dapat naik sekitar 5 sampai 11 derajat Celsius dalam waktu yang singkat.
Bersamaan dengan itu, kelembapan udara akan turun, teman-teman, sehingga terjadilah badai.
Angin kencang badai ini bisa mencapai kecepatan lebih dari 50 mph (80 km/jam) sering terjadi selama heat burst.
Dilansir dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ada hal yang membedakan badai biasa dengan badai heat burst.
Sebuah badai bisa disebut heat burst jika terjadinya badai harus tinggi di atmosfer dan udara di bawahnya harus panas dan kering.
Ketika badai menghujani lingkungan gersang tersebut, maka air akan cepat menguap untuk mengeluarkan energi panas dari udara.
Heat burst biasanya terjadi setelah hujan turun dalam sebuah badai, terutama saat badai sedang melemah atau bergerak menjauh.
Dampak Heat Burst
Sama seperti badai pada umumnya, fenomena alam heat burst juga menimbulkan dampak khusus bagi daerah yang mengalaminya.
Salah satu dampak yang pasti terjadi setelah terjadi heat burst adalah peningkatan suhu yang drastis dalam waktu singkat.
Ini dapat menyebabkan kondisi panas yang ekstrem dan mempengaruhi kenyamanan manusia.
Selain peningkatan suhu, heat burst juga sering disertai dengan penurunan kelembapan udara yang signifikan.
Angin kencang dengan kecepatan tinggi juga dapat terjadi pada saat fenomena heat burst berlangsung.
Angin kencang tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan, pohon tumbang, dan merusak infrastruktur.
Bagi lingkungan, fenomena heat burst menyebabkan kekeringan tanah dan kerusakan tanaman yang ditanam di wilayah tertentu.
Yang pada akhirnya, dapat berisiko menimbulkan kebakaran hutan yang membahayakan bagi keanekaragaman hayati.
Artikel ini telah terbit di https://bobo.grid.id/read/083791072/mengenal-fenomena-alam-heat-burst-badai-yang-terjadi-di-wilayah-gersang?page=all