Joni Gumay, anggota komunitas Mercedes Benz Club Indonesia, juga mengungkapkan hal serupa. Dia mengaku kaget saat mendengar kabar tilang uji emisi dihentikan.
Padahal, dia dan rekan-rekan komunitasnya mengaku sudah menggali informasi perihal uji emisi, mulai dari prosedur, standar ambang batas, bahkan titik-titik penilangan.
“Sebenarnya ini bukan isu besar buat kita, tapi kalau tilang uji emisi dihapuskan, tetap good news lah ya, untuk semua pengguna motuba,” ucapnya.
Serupa dengan Muchlis, Joni juga berharap supaya aturan uji emisi lebih dimatangkan lagi, supaya masyarakat, khususnya pengguna kendaraan, tidak kebingungan dalam menyikapi.
Pada kesempatan terpisah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sempat menjelaskan beberapa kendala yang mengakibatkan tilang uji emisi dihentikan.
Heri Permana, Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH menjelaskan, kendala tersebut juga cukup rumit. Mulai dari keterbatasan waktu, tenaga, dan alat, serta kurangnya dukungan software.
Menurutnya, kendala-kendala itu membuat proses pelaksanaan jadi terkesan tidak profesional. Padahal seharusnya, tilang uji emisi termasuk agenda besar pemerintah.
“Ada data yang belum terinput, kemudian sistemnya hang (error). Ada pengendara yang sudah diuji emisi, tapi datanya nyangkut. Kendala-kendala macam ini kan terkesan tidak profesional,” ucapnya kepada Kompas.com, Senin (11/9/2023).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Aturan Uji Emisi, Komunitas Motuba Minta Pemerintah Konsisten", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/14/101200315/soal-aturan-uji-emisi-komunitas-motuba-minta-pemerintah-konsisten?page=all#page2.