“Omzet kita turun hampir 70 persen, karena memang kita hanya mengandalkan penjualan di lapak ini. Kita kalah saing, di online shop harganya lebih miring,”
ungkap Lisa ditemui di lapaknya di BTC, Kamis (21/9).
Kata Lisa, pembeli ramai hanya pada momen-momen tertentu saja, seperti lebaran atau perayaan hari besar keagamaan lainnya.
“Penjualan sekarang tidak stabil, tapi pembeli tetap ada, namun hanya beberapa. Ramainya kalau lebaran atau weekend, kita
mengandalkan orang-orang dari daerah yang datang belanja,” tukasnya.
Tak hanya Lisa, Nirma pedagang pakaian lainnya di BTC Pangkalpinang juga merasakan sepinya pembeli saat ini.
Meskipun ia juga berjualan secara online, namun maraknya e-commerce yang menawarkan harga lebih murah, telah menggerus omzetnya.
“Kita sekarang mengandalkan online shop juga, tapi penjualannya enggak tentu,” ujarnya.
Kata Nirma, karena sepinya pembeli saat ini pihaknya mendatangkan stok pakaian lebih sedikit dari biasanya.
“Kalau barang baru kita rutin update, tapi hanya untuk barang-barang yang banyak dicari, seperti kemeja,” tutur Nirma.
Dian pedagang lainnya mengaku sebelum banyak online shop dirinya bisa mendapatkan omzet belasan juta per hari.
Tapi saat ini omzetnya terjun bebas karena banyak para pelanggannya beralih untuk membeli barang dari online shop.