Suasana di pusat perbelanjaan BTC Pangkalpinang
Suasana di pusat perbelanjaan BTC Pangkalpinang ( Bangkapos.com/Sela Agsutika )

Terjun Bebas, Omzet Pedagang BTC Kalah Bersaing dengan Online Shop hingga E-commerce

22 September 2023 09:10 WIB

SonoraBangka.id - Saat ini, gempuran online shop, marketplace hingga e-commerce berdampak terhadap omzet pedagang di Pusat Perbelanjaan Bangka Trade Center (BTC)
Kota Pangkalpinang.

Para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli karena kalah bersaing dengan online shop hingga e-commerce yang memudahkan pelanggan untuk berbelanja dengan harga murah.

Hal ini diperparah dengan menurunnya daya beli masyarakat, antara lain karena lesunya bisnis penambangan timah di Bangka Belitung.

Pantauan Bangka Pos, Kamis (21/9) siang, pemandangan ramai pengunjung tak lagi mewarnai BTC Kota Pangkalpinang.

Pusat perbelanjaan modern terbesar di Bangka Belitung kini lengang, tak ada lagi penampakan pengunjung yang ramai datang untuk melihat atau membeli pakaian.

Nyaris tiap sudut lapak sepi pengunjung. Pedagang pun tak terlihat atau tak terdengar ramai menawarkan dagangannya.

Mereka lebih banyak terlihat duduk santai sambil berbincang dengan sesama pedagang.

Pedagang lainnya ada yang merapikan dagangan atau melamun hingga menatap ponsel sembari menanti kehadiran pembeli.

Sepinya pembeli dialami oleh Lisa (35), pedagang pakaian di BTC Kota Pangkalpinang. Ia mengungkapkan lapak dagangannya kini jarang disinggahi oleh pembeli. 

Menurutnya, pembeli kini jarang datang langsung ke pasar karena dampak maraknya online shop hingga e-commerce, sehingga omzet menurun drastis.

“Omzet kita turun hampir 70 persen, karena memang kita hanya mengandalkan penjualan di lapak ini. Kita kalah saing, di online shop harganya lebih miring,”
ungkap Lisa ditemui di lapaknya di BTC, Kamis (21/9).

Kata Lisa, pembeli ramai hanya pada momen-momen tertentu saja, seperti lebaran atau perayaan hari besar keagamaan lainnya.

“Penjualan sekarang tidak stabil, tapi pembeli tetap ada, namun hanya beberapa. Ramainya kalau lebaran atau weekend, kita
mengandalkan orang-orang dari daerah yang datang belanja,” tukasnya.

Tak hanya Lisa, Nirma pedagang pakaian lainnya di BTC Pangkalpinang juga merasakan sepinya pembeli saat ini.

Meskipun ia juga berjualan secara online, namun maraknya e-commerce yang menawarkan harga lebih murah, telah menggerus omzetnya.

“Kita sekarang mengandalkan online shop juga, tapi penjualannya enggak tentu,” ujarnya.

Kata Nirma, karena sepinya pembeli saat ini pihaknya mendatangkan stok pakaian lebih sedikit dari biasanya.

“Kalau barang baru kita rutin update, tapi hanya untuk barang-barang yang banyak dicari, seperti kemeja,” tutur Nirma.

Dian pedagang lainnya mengaku sebelum banyak online shop dirinya bisa mendapatkan omzet belasan juta per hari.

Tapi saat ini omzetnya terjun bebas karena banyak para pelanggannya beralih untuk membeli barang dari online shop.

“Padahal dulu saat ramai, saya pernah mencapai omzet belasan juta sehari. Sekarang sepi, dapat Rp1 juta saja, sudah bersyukur,” keluhnya.

Platform digital

Dosen Bisnis Digital ISB Atma Luhur, Hengki, S.Kom., M.Kom mengungkapkan, kemajuan teknologi digitalisasi saat ini tidak bisa dihindari karena
kemajuan platform video commerce (V-Commerce) dengan strategi live yang kreativ dengan penawaran produk massal dan murah.

Salah satu platform video commerce adalah aplikasi Tiktok yang menggabungkan konsep media sosial dan video commerce.

“Fenomena ini tidak kaget seperti hukum ekonomi siapa paling efisien maka dialah yang menang. Harga platform yang ditawarkan lebih murah karena
diproduksi dalam banyak dan supply chain yang efektif yaitu menghubungan produk langsung dari produsen dengan konsumen,” ujar Hengki, Kamis (21/9).

Di tengah maraknya penjualan online saat ini kata Hengki, para pedagang harus melakukan beberapa strategi, di antaranya wajib
memanfaatkan platform digital berupa e-commerce berbasis video dengan cara live.

Selain itu, pedagang harus memilih SCM (Supply Chain Management) produk yang detail dan efisien sehingga harga lebih bersaing, dan pedagang konsisten membuat konten
yang menarik berbentuk video atau alur cerita menarik yang dibungkus dalam mempromosikan produk.

Dalam menghadapi kondisi saat ini dia menyarankan agar para pedagang harus ikut berinovasi dan kreatif.

Nah, menurutnya pemerintah juga perlu memberikan pelatihan kepada pihak pedagang untuk strategi-strategi meningkatkan penjualan melalui e-commerce ini.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Omzet Pedagang BTC Terjun Bebas, Kalah Bersaing dengan Online Shop hingga E-commerce, https://bangka.tribunnews.com/2023/09/22/omzet-pedagang-btc-terjun-bebas-kalah-bersaing-dengan-online-shop-hingga-e-commerce?page=all.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm