"Semoga Oktober ini hujan, jadi sumber-sumber air kita kembali terisi, kami sudah koordinasi dengan BMKG juga katanya memang hujan akan datang bertahap," terangnya.
Hujan merupakan peristiwa fenomena alam yang sering terjadi.
Hujan buatan merupakan salah satu dari jenis hujan yang dibuat oleh manusia.
Dilansir dari situs resmi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, hujan buatan ditujukan untuk membantu krisis di bidang sumber data air karena iklim dan cuaca.
Hujan buatan pada umumnya memberikan rangsangan ke dalam awan. Rangsangan tersebut untuk memproses terjadinya hujan di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses alami.
Sebelum melakukan proses hujan buatan, dilakukan beberapa persiapan terlebih dahulu, seperti koordinasi dan persiapan teknis.
Persiapan teknis yang dimaksud adalah memodifikasi pesawat agar bisa melakukan sistem delivery atau menghantarkan bahan kimia ke awan.
Dilansir dari Live Science, terdapat beberapa tahap untuk membuat hujan buatan, di antaranya:
Hujan buatan bisa terjadi dengan menaburkan zat glasiogenik seperti argentium iodida atau perak iodida.
Penaburan bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian 4.000-7.000 kaki dengan mempertimbangkan faktor arah angin dan kecepatan angin.
Penaburan bahan juga dilakukan pada saat pagi hari. Hal ini karena biasanya awan hujan alami terjadi pada pagi hari.
Selain zat glasiogenik, juga bisa menggunakan bahan kimia lain eperti zat higroskopis seperti garam, CaC12, dan urea.
Garam dan CaC12 ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan pesawat terbang, kecuali urea.
Setelah ditaburkan, bahan kimia tersebut akan memengaruhi awan untuk berkondensasi dan membentuk awan yang lebih besar dan mempercepat terjadinya hujan.
Setelah garam atau CaC12 yang berhasil membuat awan berkondensasi, taburkan bubuk urea. Urea ini membantu dalam pembentukan awan besar dan berwarna abu-abu.
Urea ditaburkan pada siang hari.
Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia kemudian ditaburkan kembali. Larutan tersebut adalah air, urea, dan amonium nitrat. Larutan ini untuk mendorong awan hujan membentuk butir air.
Disamping dampak positif, hujan buatan ternyata juga memiliki dampak negatif, di antaranya:
Jika tidak diperhitungkan takarannya, bahan kimia yang digunakan untuk hujan buatan bisa menimbulkan hujan asam dan berbahaya bagi yang terkena airnya.
Bisa menimbulkan pencemaran tanah, karena hujan buatan biasanya mengandung garam dalam jumlah yang banyak.
Dapat mengakibatkan banjir jika tidak tepat sasaran
Dapat merubah siklus hidrologi yang akan membahayakan pasokan air tanah di musim kemarau.
Dapat menimbulkan kerugian materi yang cukup besar jika hujan turun dari hasil hujan buatan yang tidak tepat sasaran.