Kondisi inilah yang diyakini para peneliti dalam studi yang terbit pada jurnal Science Advances, Rabu (10/1/2024), dapat dieksploitasi.
Dipimpin oleh Yang Liu, tim di MIT mengembangkan algoritma yang mampu menggunakan variasi yang ditangkap sensor cahaya untuk merekonstruksi gambar interaksi sentuhan seseorang dengan ponselnya.
Mereka menguji algoritma tersebut pada tablet Android dengan berbagai skenario, termasuk mendudukkan boneka di depan layar dan menggunakan manekin, potongan karton, atau tangan manusia untuk menyentuhnya.
Dari sana, peneliti menemukan bahwa dalam kondisi apa pun, data sensor cahaya dapat digunakan untuk menangkap interaksi dengan layar dan membuat gambar dari interaksi tersebut.
Hasil foto sangat buram
Sensor cahaya sekitar atau ambient light sensors dapat menangkap gambar interaksi sentuhan pengguna pada layar ponsel tanpa kamera.
Sensor-sensor tersebut juga dapat menguping gerakan biasa, seperti menggulir dan menggeser layar.
Bukan cuma itu, sensor pun mampu menangkap bagaimana pengguna berinteraksi dengan ponsel saat menonton video.
Misalnya, aplikasi dengan akses asli ke layar, termasuk pemutar video dan browser, dapat memata-matai pengguna untuk mengumpulkan data tanpa izin.
"Ancaman privasi pencitraan ini belum pernah ditunjukkan sebelumnya," ungkap Liu, dikutip dari IFL Science, Sabtu (20/1/2024).