Ilustrasi ponsel. Sensor cahaya sekitar atau ambient light sensors dapat menangkap gambar interaksi sentuhan pengguna pada layar ponsel tanpa kamera.(Freepik)
Ilustrasi ponsel. Sensor cahaya sekitar atau ambient light sensors dapat menangkap gambar interaksi sentuhan pengguna pada layar ponsel tanpa kamera.(Freepik) ( KOMPAS.COM)

Bukan Hanya Kamera, Sensor Cahaya Ponsel Juga Berpotensi Memata-matai Pengguna

22 Januari 2024 18:43 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Ponsel kerap digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari berkomunikasi, bekerja, mencatat, dan melakukan pembayaran.

Sayangnya, perangkat elektronik ini juga dapat menjadi media bagi peretas untuk memata-matai penggunanya.

Kamera ponsel kerap dianggap sebagai ancaman keamanan karena dapat merekam aktivitas pengguna.

Tapi, studi dari peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat mengungkap, peretas ternyata dapat memanfaatkan sensor cahaya ponsel untuk melacak dan merekonstruksi aktivitas pengguna.

Layar ponsel dapat mematai-matai

Dilansir dari Forbes, ambient light sensors atau sensor cahaya sekitar digunakan oleh ponsel untuk mendeteksi tingkat cahaya di lingkungan sekitarnya.

Sensor cahaya ini kemudian akan menyesuaikan kecerahannya, kalau sedang dalam kondisi pengaturan penyesuaian otomatis.

Meski fitur ponsel lain memerlukan izin pengguna agar aplikasi dapat diakses, seperti kamera atau mikrofon, sensor cahaya biasanya tidak memerlukannya.

"Sensor cahaya sekitar harus selalu aktif agar berfungsi dan secara tradisional dianggap berisiko rendah," kata para peneliti.

Dengan menggabungkan tampilan layar ponsel cerdas yang merupakan komponen aktif, serta sensor cahaya sekitar yang bersifat pasif, para peneliti menyadari bahwa pengambilan gambar di depan layar dapat dilakukan tanpa menggunakan kamera perangkat.

Kondisi inilah yang diyakini para peneliti dalam studi yang terbit pada jurnal Science Advances, Rabu (10/1/2024), dapat dieksploitasi.

Dipimpin oleh Yang Liu, tim di MIT mengembangkan algoritma yang mampu menggunakan variasi yang ditangkap sensor cahaya untuk merekonstruksi gambar interaksi sentuhan seseorang dengan ponselnya.

Mereka menguji algoritma tersebut pada tablet Android dengan berbagai skenario, termasuk mendudukkan boneka di depan layar dan menggunakan manekin, potongan karton, atau tangan manusia untuk menyentuhnya.

Dari sana, peneliti menemukan bahwa dalam kondisi apa pun, data sensor cahaya dapat digunakan untuk menangkap interaksi dengan layar dan membuat gambar dari interaksi tersebut.

Hasil foto sangat buram

Sensor cahaya sekitar atau ambient light sensors dapat menangkap gambar interaksi sentuhan pengguna pada layar ponsel tanpa kamera.

Sensor-sensor tersebut juga dapat menguping gerakan biasa, seperti menggulir dan menggeser layar.

Bukan cuma itu, sensor pun mampu menangkap bagaimana pengguna berinteraksi dengan ponsel saat menonton video.

Misalnya, aplikasi dengan akses asli ke layar, termasuk pemutar video dan browser, dapat memata-matai pengguna untuk mengumpulkan data tanpa izin.

"Ancaman privasi pencitraan ini belum pernah ditunjukkan sebelumnya," ungkap Liu, dikutip dari IFL Science, Sabtu (20/1/2024).

Meski tampak menyeramkan, pengguna ponsel pintar tak perlu khawatir, karena ancaman peretasan dengan cara ini masih jauh dari kenyataan.

Menurut peneliti, kecepatan pengambilan gambar dalam penelitian ini adalah satu frame setiap 3,3 menit.

Artinya, pengambilan gambar terbilang cukup lambat, sehingga siapa pun yang mencoba "memata-matai" akan kesulitan mengikuti interaksi ponsel secara real-time.

Bahkan, jika peretas berhasil memata-matai dan mendapatkan gambar, hasilnya berpotensi sangat buram.

Langkah untuk mengurangi risiko

Namun demikian, dikutip dari laman MIT, para peneliti menemukan cara yang dapat membantu mengurangi sejumlah potensi risiko.

Tim menyarankan dua langkah mitigasi perangkat lunak untuk penyedia sistem operasi, yakni memperketat izin serta mengurangi presisi dan kecepatan sensor.

Pertama, para peneliti merekomendasikan untuk membatasi akses ke sensor cahaya sekitar dengan mengizinkan pengguna menyetujui atau menolak permintaan tersebut dari aplikasi.

Untuk lebih mencegah ancaman privasi, tim juga mengusulkan untuk membatasi kemampuan sensor.

Dengan mengurangi presisi dan kecepatan komponen-komponen ini, kemampuan sensor dalam menggali informasi pribadi akan berkurang.

Sementara itu, dari sisi perangkat keras, sensor cahaya sekitar tidak boleh menghadap langsung ke pengguna di perangkat pintar apa pun.

Sebagai gantinya, menurut peneliti, perlu ditempatkan di sisi yang tidak akan menangkap interaksi sentuhan signifikan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Hanya Kamera, Sensor Cahaya Ponsel Juga Berpotensi Memata-matai Pengguna", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/22/093000765/bukan-hanya-kamera-sensor-cahaya-ponsel-juga-berpotensi-memata-matai?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm