Keiji Takao, yang terlibat dalam pengembangan Sha-Mail di Fon, menyebutkan dampak insiden tersebut terhadap keputusan perusahaan.
Ia khawatir apabila ponsel akan mendapatkan reputasi negatif kalau orang mulai menggunakannya untuk tujuan voyeuristik.
Oleh karena itu, perusahaan ponsel Jepang mengambil langkah preventif dengan mematikan mode senyap pada kamera ponsel.
Karena alasan itulah kamera ponsel Jepang tidak dapat dimatikan setiap kali penggunanya memencet tombol shutter.
Bentuk manajemen risiko
Di Jepang, ketentuan menghidupkan suara kamera disebut sebagai Japan Camera Shutter Sound Law, tetapi tidak ada undang-undang yang mengatur hal ini.
Keputusan untuk membunyikan suara kamera ponsel Jepang adalah inisiatif perusahaan ponsel sebagai bentuk manajemen risiko.
Praktik tersebut tidak seragam di semua perusahaan ponsel, namun perusahaan-perusahaan ponsel yang besar telah memilih untuk menegakkannya.
Meski begitu, di Jepang muncul aplikasi silent shutter yang dinilai tidak melanggar hukum menurut hukum setempat.
Orang yang memotret pemandangan atau selfie menggunakan fitur tersebut tidak akan melanggar hukum apapun.
Sayangnya, ada kemungkinan fitur silent shutter disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik, seperti tindakan voyeuristik.
Bila hal tersebut terjadi, pelaku voyeuristik dapat dijerat dengan Ordinance on Prevention of Disorderly Conduct.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Suara Kamera Ponsel di Jepang Tidak Bisa Dimatikan", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/28/160000765/alasan-suara-kamera-ponsel-di-jepang-tidak-bisa-dimatikan?page=all#page2.